Suku Bunga Turun Peluang Ekosistem Startup Pulih dari Tech Winter

iaminkuwait.com, BADUNG – Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (Menkominfo), penurunan suku bunga global merupakan peluang yang harus dimanfaatkan ekosistem startup Indonesia untuk menarik investor guna membantu pemulihan industri. dari penurunan yang disebabkan oleh musim dingin teknis. Hal ini berlaku baik untuk suku bunga di Indonesia yang turun sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 6 persen, maupun penurunan suku bunga utama oleh The Fed atau bank sentral AS yang pada pekan lalu menurunkannya sebesar 50 poin menjadi lima persen. .

Artinya investor mulai mengeluarkan uangnya untuk dunia usaha. Investasi di sektor-sektor yang bisa tumbuh, seperti start-up, kata Budi saat ditemui di Kabupaten Badung, Bali, Senin (23/9/2024).

Menurutnya, jika suku bunga membaik dengan pemotongan setiap tiga bulan baik di dalam negeri maupun internasional, maka lingkungan investasi akan berangsur membaik, termasuk bagi startup.

Budi meyakini pemilik dana tentu akan merasa lebih aman dalam menginvestasikan modalnya karena potensi risiko bisa diminimalisir dengan suku bunga yang lebih rendah.

“Kalau suku bunganya masih 5 persen seperti sekarang, berapapun banyaknya orang yang ingin berinvestasi, simpan saja uangnya di bank. Tapi begitu suku bunga turun, katakanlah, 2,5 atau 3 persen, maka akan ada tantangan”, katanya.

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Ketua Nexticorn Foundation, Rudiantara yang menyatakan bahwa penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed dan Bank Indonesia memberikan lampu hijau bahwa es musim dingin teknologi kini telah mencair.

“Bagi saya, inilah cahaya di ujung terowongan, meski belum sepenuhnya mencair, setidaknya es beku musim dingin sudah mulai mencair,” kata Rudiantara.

Ia pun meyakini ekosistem startup Indonesia kini semakin sehat dengan fokus pada model bisnis yang mengutamakan arus kas yang sehat dan tidak lagi menggunakan metode burn rate.

Oleh karena itu, akan terbuka peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya pada startup di Indonesia apabila seluruh pelaku usaha start up dapat menggunakan model bisnis berkelanjutan sejak awal.

“Fokusnya sekarang pada profitabilitas, EBITDA, dan arus kas positif. Jadi dengan alat yang lebih sehat, maka akan lebih banyak uang yang tersedia (untuk pengembangan startup),” pungkas Rudiantara.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *