iaminkuwait.com, JAKARTA — Neuralink mengungkapkan dalam postingan blognya, Rabu (8/5/2024) bahwa chip otak invasif pertama perusahaan yang ditanamkan ke otak manusia rusak. Selain itu, sistem saraf tampaknya terputus dari otak peserta.
Tidak jelas apa yang menyebabkan tali pusat “putus” di otak, berapa banyak tali pusat yang ditarik, atau apakah tali pusat yang bergerak menimbulkan bahaya keselamatan, lapor Arstechnica Jumat (10/5/2024). Neuralink, antarmuka otak-komputer yang dijalankan oleh miliarder kontroversial Elon Musk, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Perusahaan mengatakan dalam sebuah posting blog bahwa masalahnya dimulai pada akhir Februari tetapi sejak itu mereka mampu mengkompensasi data yang hilang sampai batas tertentu dengan mengubah algoritmanya.
Neuralink mengklaim sistem invasifnya mencakup 64 kabel fleksibel dengan total 1.024 elektroda yang dapat mendeteksi aktivitas saraf. Serat fleksibel, yang didefinisikan lebih tipis dari rambut manusia, ditempatkan ke otak satu per satu oleh robot perusahaan yang melakukan operasi.
Idenya adalah untuk menempatkan serat di dekat neuron yang diinginkan sehingga sinyal yang diterima oleh elektroda dapat direkam dan diterjemahkan ke dalam tindakan yang diinginkan, seperti menggerakkan kursor pada layar komputer.
Pada tanggal 28 Januari, perusahaan mengumumkan bahwa mereka telah menanamkan antarmuka otak-komputer ke peserta uji klinis pertamanya, Noland Arbaugh, 29 tahun, yang menderita stroke setelah kecelakaan menyelam pada tahun 2016.
Operasi dilakukan di Barrow Neurology Center di Phoenix. Musk mengumumkan di media sosial pada 29 Januari bahwa Arbaugh sedang “pulih” dan hasil awalnya “menjanjikan”.
Neuralink dan Arbaugh telah merilis streaming langsung yang menunjukkan Arbaugh bermain video game, hanya menggunakan input untuk mengeksekusi gerakan permainan catur dan mengendalikan pemain di Mario Kart, misalnya.
Hanya pertanda masalah…