iaminkuwait.com, MATARAM – Badan Pangan Nasional (Bapanas) Republik Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar rapat koordinasi pemanfaatan jagung untuk menjaga stabilitas harga.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Maino Dwi Hartono melalui keterangan tertulisnya di Mataram, Selasa (7/5/2024), mengucapkan terima kasih atas komitmen Pemkab Bima dalam upaya stabilisasi harga pangan khususnya jagung.
“Kami berkomitmen melindungi petani dengan harga yang wajar. Begitu juga konsumen,” kata Maino.
Oleh karena itu, rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama antara Bapanas, pemasok kebutuhan industri atau pasar (gadai), paguyuban pedagang, paguyuban petani, konsumen, Satgas Pangan Polri dan OPD terkait merupakan lingkungan yang strategis.
“Kepentingan strategis dari rakor ini adalah untuk mempertemukan para petani, pedagang dan pemerintah mengenai tata niaga jagung, di tengah kondisi yang sedang terpuruk akibat fluktuasi harga secara nasional di Pulau Jawa, Sulawesi, Lampung dan beberapa daerah lainnya. katanya.
Katanya, standar harga mengacu pada kualitas barang. Oleh karena itu, saran-saran dalam diskusi dapat dipertimbangkan dan menjadi catatan bagi para Bapanas agar jagung dapat dijual dan dimanfaatkan secara maksimal.
“Betapa kerjasama jangka pendek, menengah, dan panjang dapat berkelanjutan antara pelaku usaha dan produsen jagung,” kata Maino.
Kata Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri bahwa pemerintah daerah merasa terhormat dengan kunjungan Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan bersama rombongan yang cukup besar.
Ia mengucapkan terima kasih atas respon cepat Kepala Bapanas terhadap rekomendasi pemerintah kabupaten dan petani terkait kenaikan harga produk gabah.
Keputusan Badanas mengenai fleksibilitas harga acuan pembelian (HAP) komoditas jagung cukup membantu pemerintah daerah dalam menyikapi permasalahan penurunan harga jagung yang terjadi saat ini, kata Inda.
Ia berharap keputusan ini dapat ditindaklanjuti dan pengawasan ketat oleh gugus tugas pangan di tingkat daerah sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman baik bagi perusahaan maupun petani.
“Saya berharap kegiatan ini memberikan dampak positif bagi petani dan perusahaan jagung,” ujarnya.