iaminkuwait.com, JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki mengatakan, pemerintah tengah membahas restrukturisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pembahasan ini masih dalam lingkup Kementerian Koordinator Perekonomian.
Teten mengatakan, restrukturisasi KUR diperlukan untuk merangsang pelaku korporasi, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar tetap tumbuh. Hal ini memperhitungkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
“Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sedang membahas masalah ini. Ya, kita tahu perekonomian global sedang melambat dan ini pasti berdampak pada menurunnya daya beli,” seusai peresmian BCA UMKM Fest yang digelar di Kota. .Mall Kasablanka di Jakarta pada Rabu (7/7), kata Teten.
Ia mengatakan, perlambatan perekonomian menyebabkan penurunan daya beli yang tentunya juga akan berdampak pada usaha kecil, menengah, dan mikro. Oleh karena itu, restrukturisasi KUR dinilai perlu pertimbangan matang.
“Omzet pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah pasti akan menurun. Perkembangan ini sangat dicermati oleh pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Teten mengatakan restrukturisasi KUR bisa diperluas secara formal. Paket stimulus yang awalnya diterapkan akibat dampak Covid-19, diketahui akan berakhir pada Maret 2024, sehingga pemerintah kembali menyatakan niatnya untuk memperpanjangnya hingga 2025.
“Tidak menutup kemungkinan kita akan melakukan penataan kembali,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pemerintah sedang menyusun rencana restrukturisasi KUR. Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers Rapat Komite Bulanan (RDK) OJK Juli 2024 yang digelar awal pekan ini.
“Kami menunggu pengumuman dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan menteri terkait Dewan Pengarah KUR mengenai rencana restrukturisasi KUR yang lebih detail,” kata Ketua Dewan OJK Mahendra Siregar.
Ia mengatakan, restrukturisasi KUR akan dibayarkan kepada debitur KUR yang memiliki prospek usaha baik dan akan dievaluasi oleh perbankan.
