BRI Optimistis Selesaikan Target Penyaluran KUR Lebih Cepat

REPUBLIKA.CO.

Manajer Usaha Kecil BRI Supari mengatakan BRI telah mengalokasikan KUR sebesar Rp 44,9 juta sejak 16 April 2024 dari target Rp 165. Supari mengatakan dalam siaran pers Kementerian, “Dalam tiga bulan, kita sudah mencapai 27 persen. Itu akan selesai pada Desember. dan akan tersedia sesegera mungkin, misalnya pada bulan September”. BUMN, Jakarta, pada Selasa (30/4/2024).

Pemerintah sendiri telah menetapkan target penyaluran KUR pada tahun 2024 sebesar Rp 300 triliun yang sebagian besar bersumber dari BRI. Supari mengatakan, bunga KUR pada 2024 tercatat sebesar 16 persen, dimana pemerintah memberikan subsidi bunga sebesar 10%, sedangkan masyarakat sebesar 6%. 

Supari mengatakan, kepentingan masyarakat kini sudah kembali normal. Sebelumnya, Supari menegaskan pemerintah telah menghentikan seluruh manfaat KUR selama pandemi. “Tahun 2022 setelah epidemi bunga (umumnya) tiga persen, subsidi pemerintah 13 persen. Sekarang sudah normal kembali,” kata Supari. 

Supari mengatakan, mengalihkan beban kepentingan masyarakat ke KUR sangat sulit. Hal ini sangat bergantung pada permasalahan dan kebijakan yang akan diambil pemerintah untuk melindungi pelaku usaha. 

Supari melanjutkan, “Kalau ada masalah dan harus ada perlindungan, mungkin ada perubahan kebijakan, kalau ekstrim. Jangan pernah berpikir tiga persen, mungkin nol persen kalau seperti situasi Covid-19”.

 

Mendorong para pebisnis untuk berkembang

Supari mengatakan, pemerintah bertekad mendorong nasabah KUR untuk naik kelas. Berdasarkan hal itu, lanjut Supari, pemerintah menetapkan batas waktu penerimaan KUR hingga penyesuaian manfaat KUR. 

“Perubahan dilakukan agar masyarakat tidak selalu paham KUR, tapi naik kelas. Siklusnya tidak bisa terus menerus dan keuntungan juga meningkat di dekat pasar. kata Supari. 

Supari mengatakan, kebijakan yang diterapkan pada 2023 memungkinkan pemerintah menurunkan target KUR dari Rp297 triliun. Supari mengatakan pemerintah memiliki program lain yang perlu diperhatikan ketika anggaran tidak seimbang. 

“Ada masyarakat yang tidak senang dengan subsidi tersebut sehingga pada tahun 2023 jumlahnya turun menjadi 290 triliun,” kata Supari.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *