iaminkuwait.com, Bangkok – Sejumlah persoalan dibahas pada Sidang Umum FIFA ke-74 di Bangkok, Thailand. Salah satunya soal rasisme.
Rasisme ibarat penyakit yang sudah lama menjangkiti sepak bola. Banyak pemain yang dilecehkan hanya karena memiliki warna kulit yang berbeda. Bahkan pada peradaban yang lebih tinggi, masalah seperti itu masih ada.
Presiden FIFA Gianni Infantino menekankan bahwa rasisme adalah hal yang buruk. Epidemi yang mengancam jiwa. Tak terkecuali kawasan hijau.
“Ini sudah lama melanda sepak bola,” kata Infantino dalam video yang diposting Ketua PSSI Eric Thohir di Instagram, Sabtu (18 Mei 2024).
Situasi ini tidak bisa berlanjut. Orang-orang sekarang hidup di dunia yang beradab. Jadi dibutuhkan lebih dari sekadar solusi FIFA untuk menghentikan hal ini.
“Kita membutuhkan gerakan global melawan rasisme,” katanya. “Kita harus berdiri dan melawan rasisme,” kata Infantino.
Orang Swiss mengundang pahlawan sepak bola untuk tampil. Ia mengucapkan terima kasih kepada Juan Sebastian Verona dan kawan-kawan. Mantan bintang jaringan tersebut berusaha menghentikan tayangan rasisme.
“Ini sangat tidak biasa. Mereka sangat ingin terlibat dalam perjuangan melawan rasisme. Saya ingin berterima kasih kepada mereka. Ini sangat serius. Kami ingin menghadapinya. Kami ingin menghentikan rasisme sekarang,” kata Infantino.
Ucapannya pun disampaikan Presiden PSSI Eric Thohir. Hal ini sepertinya sejalan dengan ucapan presiden FIFA. Ini adalah masalah serius yang menghina martabat manusia dan mendiskreditkan olahraga.
Tindakan nyata harus diambil untuk memerangi rasisme. Kita harus terus mendorong kampanye penghentian yang negatif. Hal ini memerlukan kerja sama berbagai pihak yang menginginkan perubahan positif.
“Tidak ada ruang untuk rasisme dalam sepak bola. Kita semua harus menjadi bagian dari gerakan global melawan rasisme,” kata Eric.
Sebelumnya, FIFA juga fokus membahas masalah kemanusiaan lainnya. Sepak bola diharapkan dapat menyatukan dunia untuk menghentikan segala aktivitas yang memecah belah, agresi dan perang.