iaminkuwait.com, LUBUKLINGAU – Setiap perusahaan mempunyai kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini merupakan salah satu aksi nyata perusahaan dalam menyuplai energi bagi masyarakat sekitar wilayah kerja.
Hal serupa juga selalu dilakukan Pertamina. Unit-unit usaha BUMN tersebut tersebar di seluruh tanah air. Ada banyak kegiatan CSR yang kami lakukan.
Kegiatan CSR Pertamina tidak hanya fokus pada pengelolaan lingkungan hidup. Sekaligus juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Misalnya, beberapa aksi yang dilakukan Pertamina EP di Sumatera Selatan menunjukkan hal yang sedang kita bicarakan.
Dari program Rindu Resik (Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Anorganik) di Desa Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih. Dalam keterangan resmi Pertamina EP, ruang lingkup sistem Rindu Resik adalah produksi karet kompatibel sebanyak 500 unit/tahun. Kemudian, sampah yang tidak diperlukan seperti plastik mati diolah sebanyak 1.560 ton/tahun. Setelah itu, 12.375 ton emisi gas rumah kaca setara CO2/tahun berhasil dikurangi.
Selanjutnya 30 pengepul mengalami peningkatan pendapatan. Terdapat potensi penghematan pada wadah plastik karet sebesar Rp 30 juta per tahun. Tiga tempat pembuangan sampah liar (TPA) berhasil ditutup.
Di unit daur ulang (PDU), warga terlihat memilah sampah plastik untuk didaur ulang. Sekitar 3 hingga 5 ton sampah plastik diolah di sana setiap harinya. Hasilnya adalah sebuah piring.
Papan ini merupakan bahan dasar pembuatan furniture. Ada kursi, meja, dll. Kemudian dijual ke berbagai tempat dan orang yang memesannya terlebih dahulu.
“Kami pada prinsipnya ingin CSR, bukan dikasih, lalu hilang. Ini yang kami ajarkan kepada warga, karena ada yang menganggap CSR menghasilkan uang. Ini yang kami hindari, karena kami ingin ini terus berlanjut.” biarkan saja,” kata General Manager Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 Djujuwanto di Prabumulih, Kamis (11/9/1014).
Dia menjelaskan, Pertamina telah membantu pengelolaan selama lima tahun. Setelah itu, mitra yang dipromosikan menjadi usaha mandiri. Perusahaan hanya melakukan monitoring dan evaluasi (monev).
Head of Communications and Engagement PHR Region 4 Erwin Hendraputra menjelaskan, pihaknya melakukan monitoring dan evaluasi selama dua tahun setelah program diluncurkan. Khusus di wilayah layanan 4PHR, terdapat hampir 50 program CSR Pertamina. “Ada yang keluar dari program ini,” kata Erwin.
Selain itu, juga berlokasi di wilayah Sumatera Selatan, Pertamina EP Limau Field memiliki mitra di Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim. Warga yang didominasi pendatang asal Bali ini tergabung dalam GEMA DEWATA (Gerakan Ekonomi Masyarakat Desa Air Talas).
Mereka memanfaatkan jeruk untuk dijadikan berbagai bahan makanan dan sabun. Ada banyak kelompok yang kreatif. Pertama, Grup Tunas Hijau yang anggotanya adalah laki-laki atau lansia di desa tersebut. Beberapa produsen jeruk menciptakan produk yaitu trichoderma (pupuk limbah sungai).
Setelah itu rombongan BUDE ARTA MAJU. Kelompok ini terdiri dari perempuan-perempuan yang mengolah jeruk menjadi produk makanan seperti susu untuk pai, sirup, jeli, stik, dll. Peserta juga mendapatkan pelatihan dasar manajemen dan pelatihan produksi pangan.
Lalu ada kelompok Amerta. Pada kelompok ini, perempuan mengolah limbah kulit jeruk menjadi produk non pangan yaitu sabun. “Jadi kulit jeruk ini banyak yang jadi sampah, jadi mubazir. Usulannya dari Pertamina, jadi kami buat grupnya,” kata Yunita, salah satu anggota Amerta, di Muara Enim, Kamis (12/9/2024).
Kepala Desa Air Talas I Gede Arsana mengatakan, dengan adanya layanan CRS Pertamina, warga bisa fokus berpenampilan menarik. Performanya meningkat. Namun, hal ini tidak menjadi masalah.
Apalagi warganya, terang dia, sebagian besar memiliki kebun. Jeruk ditanam di kebun. Buahnya tidak hanya dijadikan produk untuk dijual, kulitnya pun bermanfaat.
CEO PT Pertamina EP Limau Field, A Rachman Para Buana mengatakan, keberhasilan PT Pertamina EP Limau Field mewujudkan sistem di Desa Air Talas tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam mewujudkan potensi desa. Hal ini sejalan dengan bisnis inti perusahaan. “Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat tumbuh bersama masyarakat dan saling mendukung,” ujarnya.
Saat ini, sekitar 350 kepala keluarga di Desa Air Talas menanam jeruk. Pohon jeruk di desa ini dipanen tiga kali dalam setahun. Total produksi mencapai 300 ton selama periode ini.
Penjualan BUDE ARTA MAJU meningkat 59%, dari sebelumnya hanya Rp 411.111 menjadi Rp 1.000.000/bulan. Meningkatkan pendapatan petani jeruk melalui kegiatan budidaya jeruk sebesar 20 persen, dari yang sebelumnya Rp2.555.556 per bulan saja menjadi Rp2.055.556 per bulan. Menambah pendapatan 12 orang dengan mengolah kulit jeruk yang biayanya Rp 4.185.000 per bulan. Juga beberapa manfaat lainnya.
Lalu ada syarat pemanfaatan limbah kulit jeruk. Data Pertamina menunjukkan, setiap bulannya ada 10,4 ton limbah kulit jeruk yang dimanfaatkan di desa tersebut. Berikutnya, mengurangi penggunaan plastik sebesar 26% di RSUD Prabumulih atau setara 37,88 ton/tahun. Sebanyak 521,79 ton CO2eq dikurangi menggunakan OraPlast.
Dia tidak berhenti di situ. PT Pertamina EP (PEP) Adera Field melaksanakan CSR di Kota Pengabuan, Kecamatan Abab, Kabupaten Pali, Sumatera Selatan. Masyarakat di wilayah ini bergantung pada pertanian untuk penghidupan mereka. Pertamina turut meningkatkan hal tersebut melalui program Permata (Pertanian Mandiri untuk Desa Berketahanan).
“Tahun 2018 ini kami diberikan pertolongan pertama oleh Pertamina,” kata Direktur Regional Inda Yani.
Warga Pertamina belajar banyak hal untuk meningkatkan produktivitas. Salah satu contohnya, mereka meminta untuk tidak menanam lebih dari 21 hari. Hal ini untuk menjaga kualitas benih.
Apalagi jika sudah menjadi rumput tidak langsung tersapu bersih. Rumput diubah menjadi kompos dan pakan ternak. Nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar.
Field Manager PT Pertamina EP Adera Adam S Nasution mengatakan CSR merupakan implementasi konsep keberlanjutan yang terintegrasi. Harapannya, apa yang telah kami lakukan dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat. Tentu saja bukan hanya bantuan yang diberikan kepada Pertamina.
Pertama, peta terletak di area yang paling dekat dengan desktop. Apa itu kehidupan manusia. Kemudian, yang dapat ditingkatkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan perekonomian kerakyatan.
“Jadi apa yang bisa kita berikan untuk memudahkan pekerjaan mereka? Salah satunya dengan merenovasi yang sudah ada. Lalu kita berikan bibit yang paling tinggi,” kata Adam.
Vila Pangabuan memiliki rumah dengan tekstur gambut. Ditambah dengan cuaca yang tidak menentu, hasil panen kurang baik. Jika kemarau, kemarau, dan hujan lebat datang, petani hanya mempunyai satu musim tanam dan satu kali panen.
Sekarang situasinya berbeda. Melalui Program Permata ini, PT Pertamina EP Adera Field menghadirkan teknologi untuk mengubah sistem pertanian modern masyarakat. Pada tahun 2021, Lapangan PEP Adera akan menghadirkan inovasi teknologi berupa media tanam tanaman yang dipadukan dengan pupuk organik cair yang diproduksi di area binaan. Hal ini dikenal dengan Sistem Irigasi Tetes Otomatis Berbasis Android untuk Pertanian Berketahanan Iklim.
Dengan menggunakan teknologi ini, masyarakat dapat mengatur laju aliran dan waktu aliran air sesuai kebutuhannya melalui aplikasi di sistem Android. Pada akhir tahun 2023, PEP Adera Field juga akan memperkenalkan inovasi pemanfaatan limbah rumput sebagai alternatif briket sumber energi kering dan penguatan ketahanan pangan lokal melalui pengembangan varietas padi unggul tahan iklim jilid dua. Rumah jemur ini dapat meningkatkan proses pengeringan padi dan tanaman obat familiar hingga tiga kali lipat waktu proses pengeringan normal menggunakan panas matahari.
Adam menjelaskan, program tersebut bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pedesaan, khususnya perempuan dan kelompok tani. Pada saat yang sama, budidayakan dua volume beras yang sangat berketahanan iklim dan integrasikan teknologi pertanian modern dengan sistem yang berkelanjutan. “Kami bekerja sama dengan banyak profesional dan pekerja pertanian untuk memastikan metode yang diterapkan dalam program Permata efektif dan mudah disesuaikan dengan masyarakat,” ujarnya.
PEP Adera Field juga memperkenalkan inovasi pemanfaatan limbah rumput sebagai sumber energi alternatif rumah kaca. Ini digunakan untuk mengeringkan rimpang padi dan mencukurnya hingga kadar airnya berkurang 5 hingga 10 persen. Sistem ini membantu perempuan dan petani untuk mengelola produk pertanian secara efektif dan menghilangkan air secara efektif tanpa merusak senyawa bioaktif dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Kemudian, PT Pertamina EP Pendopo Field juga membantu masyarakat Desa Sukakarya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel untuk memelihara buah pinang lokal. Inovasi pemanfaatan ekstrak pinang sebagai penghambat karat dan insentif ekspor buah.
Ketua Persatuan Wanita Tani (KWT) Melati, Suhartini menjelaskan, harga satu kilogram pinang tua di pasar setempat berkisar Rp 4.000. Dengan upaya membawa produknya ke mancanegara, warga bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi hingga Rp 6.000. Oleh karena itu, manfaat ekonomi dari upaya mendorong ekspor lebih besar dibandingkan penjualan pinang (tua) di pasar lokal, ”ujarnya di Sukakarya, Jumat (13/9/2024).
Community Development Officer PEP Pendopo Erwinton Simatupang mengatakan, upaya mendorong ekspor pinang yang melibatkan warga dan pemerintah daerah merupakan cerminan dari Value Sharing Process (CSV). Dalam konteks ini, PEP Pendopo Lapangan berupaya membangun klaster industri regional melalui kerja sama antar berbagai entitas, seperti pemerintah, lembaga lokal, dan perusahaan.
“Pada akhirnya akan mendorong peningkatan kualitas dan efisiensi produksi pinang. Selain itu, akses pasar yang lebih besar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daya saing produk lokal di pasar dunia,” kata Erwinton.
Camat STL Ulu Terawas Muhammad Pahip mengapresiasi apa yang dilakukan Pendopo PEP Lapangan. Jika selama ini Anda fokus pada Desa Sukakarya, kini kegiatan tersebut sudah merambah ke desa-desa lain di wilayah yang Anda kelola.