REPUBLIKA.CO. Efisiensi energi menjadi kunci hasil terbaik perusahaan di tahun 2023.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan integrasi bisnis menjadi salah satu kunci mendukung peran PLN dalam menyediakan listrik yang andal bagi masyarakat.
“Ini merupakan langkah penting bagi PLN grup untuk mampu beradaptasi dengan perubahan di masa depan. Darmawan mengatakan: “PLN perlu bergerak lebih cepat, cepat dan efisien sehingga dapat memberdayakan proyek-proyek pengelolaan yang ada saat ini dan menyediakan energi untuk kepentingan masyarakat. organisasi, Perkembangan dunia usaha semakin meluas, terutama di bidang energi baru dan terbarukan.”
Direktur PLN NP Ruly Firmansyah menjelaskan, pada 2023 perseroan akan mengambil langkah berbeda. Hal ini tercermin dari faktor ketersediaan setara (EAF) pembangkit listrik non listrik (PLTU) Jawa-Bali, EAF PLTU, dan pembangkit listrik non PLTU di luar Jawa-Bali yang mencapai lebih dari 100 persen.
EAF merupakan produk siap pakai, semakin tinggi nilai EAF pada proses produksi maka semakin siap untuk bekerja di pembangkit listrik.
Ruly mengatakan: “Sebagai perusahaan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, kami berkomitmen untuk bekerja keras dalam operasional bisnis kami. Seluruh karyawan PLN NP berkomitmen dan berkomitmen untuk menyediakan listrik untuk menerangi negeri, efisien, efektif, dan berprinsip ramah lingkungan. ” . .
Sebagai perusahaan pembangkitan, Perseroan sangat siap menghadapi tantangan transisi energi dengan aktif mengembangkan sumber energi baru terbarukan (EBT). Sepanjang tahun 2023, PLTN mampu menghasilkan energi bersih sebesar 5,6 juta megawatt (MWh). Listrik tersebut berasal dari empat pembangkit EBT yaitu PLTA Brantas, PLTA Cirata, PLTS Terapung Cirata, dan Capital Nusantara.
“Pembangkit listrik EBT yang salah satunya adalah PLTS Terapung Cirata yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dan menjadi bukti komitmen PLN TN dalam menyelesaikan permasalahan transisi energi. Kami juga turut terlibat dalam mendukung Kota Hijau di IKN sedang membangun PLTS 10 MW, ujarnya.
Produksi listrik ramah lingkungan tidak hanya berasal dari peralatan EBT tetapi juga dari inovasi penggunaan teknologi pembakaran atau penggantian batu bara dan biomassa di PLTU. Teknologi pembakaran ini dapat diterapkan di 24 pembangkit di PLTU dan menghasilkan listrik bersih sebesar 511 ribu MWW. Inovasi ini juga dapat menurunkan emisi sebesar 533 ribu ton CO2.