iaminkuwait.com, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak seluruh petani untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan pertanian dengan menyambut musim tanam. Hal ini menyusul penyederhanaan kebijakan subsidi pupuk melalui Kementerian Pertanian secara signifikan dan peningkatan alokasi subsidi pada tahun anggaran 2024.
Direktur Senior Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, penyederhanaan kebijakan pupuk bersubsidi dilakukan untuk memudahkan petani lokal mendapatkan kembali pupuk bersubsidi guna menjamin ketahanan pangan nasional.
“Sudah banyak (penyederhanaan kebijakan pupuk bersubsidi yang dilakukan pemerintah). Volume (pupuk bersubsidi) diperbesar, penebusan dipermudah, kemudian digitalisasi juga sudah kita lakukan,” ujarnya dalam acara Tani Farming. Kegiatan Majelis” di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (28/9/2024).
Rahmad menjelaskan lebih rinci di hadapan ratusan petani bahwa pada tahun ini pemerintah menambah volume pupuk bersubsidi dari alokasi awal 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Rahmad berharap tambahan alokasi ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
“Pemerintah memutuskan yang paling benar (alokasi pupuk bersubsidi) itu berdasarkan luas lahan. Kalau memang dibutuhkan lahan seluas itu, Insya Allah 9,5 juta ton ini akan terus berlanjut. tetap dipertahankan,” kata Rahmad.
Terkait kenaikan volume subsidi pupuk, Rahmad mengatakan pemerintah kembali menginvestasikan sekitar 500.000 ton pupuk organik dalam program subsidi tersebut. Kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan pertanian berkelanjutan di negara ini.
“Organik kembali lagi. Mengapa organik itu penting? Karena kita ingin meningkatkan produktivitas. Kalau produktivitas ditingkatkan, organik akan hilang. Ya, paling lama dua sampai tiga tahun kita lanjutkan, setelah itu akan terjun bebas, “lanjut Rahmad.
Meski demikian, Rahmad menegaskan penambahan alokasi pupuk bersubsidi harus diimbangi dengan peningkatan pengawasan. Oleh karena itu, Pupuk Indonesia berinisiatif melakukan digitalisasi kios pada bulan Februari lalu.
“Lebih dari 27.000 kios kami telah berhasil dipindai dalam sebulan. Petani yang terdaftar untuk mengumpulkan pupuk bersubsidi cukup membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) saat datang ke kios,” lanjut Rahmad.
Penyederhanaan berikutnya yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperbarui data e-RDKK setiap empat bulan setiap tahunnya. Berkat kebijakan ini, petani yang belum mendapatkan penghargaan dapat mengikuti tahap evaluasi tahun berjalan.
Pada 25 September 2024, realisasi penyaluran pupuk nasional bersubsidi sebesar 51,8 persen atau 4,94 juta ton dibandingkan alokasi tahun 2024 sebesar 9,55 juta ton. Oleh karena itu, Rahmad mengimbau seluruh petani dalam negeri, termasuk petani NTB, untuk segera membeli kembali pupuk bersubsidi tersebut sesuai alokasi yang diperoleh agar dapat memenuhi kebutuhannya pada musim tanam.
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia telah menyiapkan ketersediaan stok hingga gudang Lini III (kabupaten/kota) di atas kebutuhan minimal yang ditetapkan pemerintah. Stok pupuk bersubsidi per 25 September 2024 di NTB untuk jenis Urea sebanyak 31.383 ton atau 620 persen dari stok minimal yang ditetapkan pemerintah, kemudian 19.493 ton (520 persen), NPK Kakao 66,35 (102 persen) dan pupuk organik 1.220 ton (203 persen).
Untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk subsidi, Pupuk Indonesia juga telah menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung yaitu 34 distributor, 32 gudang, 1.603 kios, dan 20 petugas lapangan yang menjamin kelancaran distribusi pupuk subsidi.
“Dengan optimalisasi serapan pupuk bersubsidi, kami berharap dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” lanjut Rahmad.
Pupuk Indonesia diketahui menyelenggarakan program “Rembuk Tani” di 75 lokasi di sembilan provinsi dengan alokasi pupuk bersubsidi terbesar. Program yang dimulai pada September hingga Oktober 2024 ini merupakan upaya Pupuk Indonesia untuk mendorong petani mengoptimalkan pembelian kembali pupuk bersubsidi yang saat ini semakin mudah.
Rahmad mengatakan Rembuk Tani merupakan salah satu cara Pupuk Indonesia menyebarkan kemudahan yang diberikan pemerintah terkait pembelian kembali pupuk bersubsidi dari petani. Apalagi, sejumlah daerah saat ini sudah memasuki musim hujan dan mulai musim tanam sehingga perlu adanya pupuk agar hasil panen melimpah.
Pupuk Indonesia juga memastikan pelaksanaan penyaluran dan penyaluran tambahan alokasi pupuk bersubsidi volume ini terpantau dengan baik sehingga dapat membantu petani dalam menyediakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman, kata Rahmad.