iaminkuwait.com, JAKARTA – Chief Technology Officer (CTO) Indodax William Susanto mengatakan Ethereum (ETH) mampu memfasilitasi inovasi baru di dunia keuangan, seperti desentralisasi keuangan (DeFi), yang mengubah cara masyarakat menabung dan meminjamkan. secara transparan tanpa intervensi institusional.
“Ethereum, sebagai salah satu platform blockchain terbesar di dunia, telah mengalami perubahan signifikan sejak pembaruan terbarunya. “Peningkatan ini mencerminkan komitmen Ethereum untuk terus berinovasi dan mengatasi tantangan dalam lingkungan blockchain dan cryptocurrency yang dinamis,” ujarnya dalam rilis resmi. keterangannya, Jakarta, Selasa (06/08/2024).
Menurut CoinTelegraph, jaringan Layer 2 Ethereum mengurangi biaya transaksi sebesar 15 kali lipat dibandingkan dengan Ethereum Layer 1, yang berarti jaringan ini menjadi lebih efisien untuk digunakan dalam aplikasi DeFi, token non-fungible (NFT), dan game blockchain (video game). ). Elemen teknologi blockchain terintegrasi dengan kerangka kriptografi).
Menurut laporan ConsenSys, Ethereum menunjukkan kemajuan dalam adopsi teknologi blockchain di berbagai sektor. Contoh penting adalah peluncuran jaringan Layer 2, yang berfungsi sebagai solusi penskalaan untuk Ethereum.
Penggunaan Layer-2 sebagai solusi memainkan peran penting dalam evolusi Ethereum, yang dirancang untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi transaksi di blockchain, sehingga meningkatkan adopsi oleh pengguna dan pengembang.
Misalnya, lanjutnya, DeFi di Ethereum menciptakan sistem keuangan terdesentralisasi dengan menggantikan atau melengkapi layanan keuangan tradisional seperti kredit, asuransi, perdagangan dan tabungan dengan teknologi blockchain dan kontrak pintar (protokol komputer yang memfasilitasi kontrak atau perjanjian antara satu pihak dengan pihak lain. ). ). tanpa pihak ketiga).
Selain itu, Ethereum juga dikenal karena kemampuannya mendukung kontrak pintar dan aplikasi terdesentralisasi (DApps). Hal inilah yang membedakan Ethereum dengan blockchain lain seperti Bitcoin, karena lebih fokus pada transaksi mata uang digital.
“Salah satu visi ETH adalah fokus pada DApps, menghubungkan DApps itu sendiri untuk pengembangan lebih lanjut, sementara jaringannya cepat dan murah,” kata pendiri komunitas Web3 Parallaz, Mario.
Selain itu, sifat Ethereum yang terdesentralisasi diyakini membuat pengembangan aplikasi dalam mata uang digital ini tidak terbatas. Artinya, pengembang dapat memanfaatkan teknologi Web3 untuk menjangkau pasar global yang memiliki potensi lebih besar.
Dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Ethereum diharapkan mendapat manfaat dari masuknya likuiditas baru, terutama dari pasar AS. Hal ini akan membuat Ethereum lebih mudah mengakses dan menjaga stabilitas harga, yang merupakan kabar baik bagi investor dan pembangunan Indonesia.