iaminkuwait.com, JAKARTA – Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Profesor Amilin menjelaskan, kemajuan suatu universitas atau lembaga terutama bergantung pada manajemen puncaknya. “Ketika pemimpin puncak mempunyai visi dan visi masa depan, pasti yang di bawahnya akan mengikuti,” ujarnya dalam konferensi nasional yang digelar di Auditorium Syeh Yusuf Islam (UNIS) Tangerang, Selasa (28/5/2025).
Menurut Amylin, hanya 5-10 persen perguruan tinggi yang memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP). “Kami berharap dengan inisiatif LSP Syekh Yusuf ini, beliau bisa menjadi pemimpin di wilayah Banten bahkan wilayah Tanggerang Raya yang menjadi benchmark di tingkat nasional,” ujarnya. Topiknya adalah “Berbicara Kompetensi: Pentingnya Kompetensi dan Kecerdasan Buatan di Era Global”.
Rektor UNIS Tangerang Profesor Mustofa Kamil mengatakan perguruan tinggi tidak bisa menerapkan kurikulum sendiri untuk menghadapi tantangan masa depan dan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama dengan para ahli dan pengembang profesional lainnya.
“Oleh karena itu, didirikannya LSP Syekh Yusuf di UNIS merupakan sebuah sinergi yang baik untuk menggabungkan keterampilan yang diterapkan melalui kurikulum universitas dengan lembaga yang menjamin karir lulusannya dan lembaga ini berperan sangat penting dalam menjawab tantangan tersebut,” jelas Kamil. .
Ia berharap kehadiran LSP Syekh Yusuf dapat memberikan keyakinan dunia kerja terhadap kualitas lulusan UNIS. Kami berharap standar kompetensi yang diakui secara nasional dapat meningkatkan daya saing dan kesempatan kerja bagi lulusan UNIS Tangerang. “Kami berharap langkah ini dapat memberikan manfaat besar bagi pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional,” kata Kamil.
Syekh-Yusuf Islamic Foundation (YIS) Presiden Dr.M. Yusuf Firdaus menjelaskan pusat perekonomian dunia diprediksi akan bergeser ke Asia pada megatrend global tahun 2045. Negara-negara seperti Tiongkok, India, Korea Selatan, Jepang dan Indonesia akan menjadi pusat pertumbuhan global.
Sebagai bagian dari megatren global tahun 2045, megatren demografi ditandai dengan meningkatnya migrasi antar negara (borderless society). Karena beberapa wilayah di dunia perlu menciptakan generasi muda dalam jumlah besar dan lapangan kerja yang sangat luas. “Hal ini dapat menyebabkan terjadinya migrasi tenaga kerja antar negara yang perlu kita tanggapi dan antisipasi dengan serius,” kata Yus.