iaminkuwait.com, KABUPATEN BOGOR – Penjualan produk tuna Marine Stewardship Council (MSC) Blue Ecolabel meningkat 10 persen menjadi 196.363 metrik ton (mt) pada tahun 2022-2023 menjadi 217.300 mt pada tahun 2023 – 2024
Ketua program MSC, Nicolas Guichoux, dalam sambutannya di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/5/2024), mengungkapkan, volume penjualan produk tuna yang terdaftar di MSC bahkan meningkat hingga 60 persen. selama dua tahun dari 2020-2021, ketika penjualan global hanya 137.600 mt.
Menurutnya, sebagian besar tuna ekolabel MSC yang dijual di pasar global adalah dalam bentuk kalengan. Kemudian, selain itu, makanan segar, beku, bahkan makanan siap saji juga dijual.
Nicolas mengatakan tuna kalengan merupakan sumber nutrisi protein hewani dan asam lemak omega-3 dengan harga terjangkau. “Tingginya volume penjualan tuna bersertifikat MSC menunjukkan bahwa makanan laut berkelanjutan tetap penting bagi konsumen,” ujarnya.
Ia mengatakan pada akhir tahun 2023, tangkapan tuna bersertifikasi MSC akan mencapai sekitar 33 persen tangkapan global.
“Untuk menjaga pasokan tuna, kita perlu memastikan bahwa ikan ditangkap secara berkelanjutan. Meningkatnya penjualan ikan tuna yang tersertifikasi akibat penangkapan ikan berkelanjutan menunjukkan semakin tingginya kesadaran pembeli terhadap hal tersebut,” jelasnya.
Nicolas mengatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas populasi tuna, diperlukan pengelolaan pertanian yang kuat, penegakan hukum, dan pengurangan penangkapan ikan terhadap spesies yang tidak diinginkan atau berbahaya.
Menurutnya, Indonesia telah memiliki perikanan tuna yang memenuhi standar keberlanjutan MSC di bawah kendali Asosiasi Penangkapan Ikan Line and Pole Indonesia (AP2HI).
“Ini merupakan langkah maju yang besar bagi industri makanan laut karena kini tuna berkelanjutan dengan Ekolabel MSC dapat ditemukan di pasar dalam negeri,” kata Nicola.