iaminkuwait.com, JAKARTA – Mikroplastik tersebar luas sehingga sulit dilacak. Partikel kecil dari plastik besar ini terurai dan dikaitkan dengan serangan jantung, masalah reproduksi, dan kanker.
Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengurangi jumlah benih. Menurut penelitian di Kanada yang dilakukan pada tahun 2019, orang memakan hingga 50.000 partikel mikroplastik per tahun. Meskipun partikel-partikel ini tersebar luas di lingkungan, ada banyak sumber yang berkontribusi terhadap keberadaannya, dan beberapa cara untuk mencegahnya dapat ditemukan di dapur Anda.
Dilansir Euronews, Selasa (2/7/2024), berikut lima produk penting yang harus dihindari guna mengurangi paparan mikroplastik:
1. Peralatan makan plastik dapat memasukkan mikroplastik ke dalam makanan
Menurut studi yang dilakukan oleh American Chemical Society (ACS), talenan kayu saja dapat mengekspos hingga 79,4 juta mikroplastik polipropilen, sejenis polimer plastik, setiap tahunnya. Artinya, penggunaan talenan plastik dapat meningkatkan masuknya mikroplastik ke dalam makanan. Alternatifnya, Anda bisa menggunakan talenan bebas plastik yang terbuat dari serat kertas tahan lama.
2. Wadah makanan microwave dapat melepaskan mikroplastik saat dipanaskan
Produk plastik yang diberi label aman untuk microwave mungkin melepaskan lebih banyak mikroplastik saat makanan dipanaskan. Sebuah studi pada tahun 2023 yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Nebraska-Lincoln menemukan hingga empat juta mikroplastik per sentimeter persegi dalam makanan bayi yang dikemas dalam plastik “aman untuk microwave”.
Di bawah mikroskop, partikel-partikel ini ditemukan membunuh hingga 75% sel ginjal yang dikultur, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang potensinya mempengaruhi kesehatan manusia.
3. Hindari nampan es batu plastik
Seperti halnya mikroplastik yang terdapat pada air minum kemasan, cetakan es batu plastik juga dapat menyebabkan polusi. Meskipun sedikit penelitian yang dilakukan mengenai hal ini, pembekuan plastik dapat menyebabkan mikroplastik masuk ke dalam air, serupa dengan apa yang terjadi ketika plastik dipanaskan. Sebagai alternatifnya, Anda bisa beralih ke es batu berbahan stainless steel dan silikon yang dinilai lebih sehat dan kuat.
2. Hindari penggunaan cangkir kertas
Meskipun gelas kertas dianggap ramah lingkungan, ternyata gelas kertas berkontribusi terhadap polusi plastik. Kacamata ini memerlukan lapisan penutup, biasanya terdiri dari sekitar 10% polietilen densitas tinggi (HDPE), untuk mencegah kebocoran air.
Mendaur ulang gelas kertas menimbulkan masalah karena lapisan HDPE perlu dipisahkan dari kertas, sehingga mempengaruhi prosesnya. Tapi bukan itu saja. Penggunaan cangkir kertas untuk minuman panas dapat menyebabkan pelepasan berbagai bahan kimia, seperti yang ditunjukkan pada tahun 2021. dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hazardous Materials, termasuk fluorida, klorida, sulfat, dan nitrat.
Memilih wadah berbahan stainless steel atau kaca tidak hanya baik bagi lingkungan, tetapi juga mengurangi paparan mikroplastik.
5. Berhenti menggunakan kantong teh
Anehnya, sebagian besar kantong teh terbuat dari plastik polipropilen yang ramah lingkungan, dan bahkan segel kantong teh kertas mungkin mengandung sampah plastik. Artinya, bahan ini tidak dapat terurai secara hayati dan membantu mencemari mikroplastik.
Pada tahun 2023 Penelitian yang diterbitkan oleh Dow University of Health Sciences telah menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana air panas yang digunakan untuk memasak teh dapat melepaskan jutaan mikroplastik dari kantong-kantong tersebut. Studi menunjukkan bahwa satu cangkir teh dapat mengandung hingga 3,1 miliar nanoplastik akibat kantong teh.
Kantong teh bisa mengandung zat berbahaya lainnya, termasuk senyawa fluor, arsenik, radium, aluminium, tembaga, timbal, merkuri, kadmium, barium, dan nitrat.