Ahli Paparkan Metode Penyembuhan Kanker Darah dengan Cangkok Sel Punca

Radar Sumut, JAKARTA – Dokter Kariadi, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP), Semarang, Jawa Tengah, Budi Setiawan menjelaskan cara penyembuhan kanker darah dengan transplantasi sel induk. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun rata-rata untuk pengobatan ini adalah 56 persen

“Sel induk ini adalah sel asli manusia, merupakan sel yang dapat tumbuh. Jika ditanam di sumsum tulang, maka akan tercipta sel-sel baru yang sehat,” ujarnya dalam diskusi kanker darah yang ia sampaikan secara daring di Jakarta. . , Senin (22/4/2024).

Budi menjelaskan, proses pengobatan kanker darah dengan sel induk dimulai dengan mengeluarkan terlebih dahulu sel-sel ganas dari sumsum tulang pasien, dan sel-sel yang ditransplantasikan tidak tercampur dengan sel-sel ganas tersebut. Setelah sel ganas diangkat, dokter akan mentransplantasikan sel induk ke dalam sumsum tulang agar sel yang ditransplantasikan dapat tumbuh menjadi sel baru yang tidak berbahaya.

“Oleh karena itu, sel darah pasien kanker yang rusak diangkat dan sel induk atau sumsum tulang yang sehat ditransplantasikan ke dalamnya. Sel induk yang sehat ini diharapkan tumbuh, tapi akan tumbuh menjadi sel sehat, bukan sel kanker,” ujarnya.

Mengenai sel punca yang digunakan, Boody menjelaskan, sel punca tersebut bisa berasal dari pasien sendiri maupun dari pendonor lain.

Ia menjelaskan, jika seorang pasien ingin berobat dengan menggunakan sel induknya sendiri, harus membuktikan bahwa pasien tersebut sehat dan bebas atau bebas dari kanker. Pada saat yang sama, jika sel induk berasal dari donor, harus dipastikan bahwa sel induk yang disumbangkan benar-benar kompatibel dengan sumsum tulang penerima.

Perawatan yang menggunakan transplantasi sel induk ini memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun atau rata-rata harapan hidup lima tahun sebesar 56 persen, dibandingkan dengan 10 persen pada pasien yang tidak menggunakan metode ini.

“Saya pikir ini bisa menjadi salah satu upaya. Dulu banyak orang yang menjalani kemoterapi dan berhasil, namun tiba-tiba kambuh. Setelah kambuh, mereka tidak dapat tertolong dan meninggal, sehingga ada waktu ulangan di depan. Bisa lebih lama lagi,” katanya.

Untuk mencegah kanker, Budi berpesan untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga dengan memperhatikan pola makan dan aktivitas fisik untuk mencegah kanker darah. Selain itu, ia menghimbau masyarakat untuk melakukan deteksi dini penyakit kanker sehingga deteksi dini akan memudahkan proses pengobatannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *