Arahan Erick, Waskita Dorong Akuntabilitas dan Keberlanjutan Bisnis

iaminkuwait.com, JAKARTA – P.T. Waskita Karja (Persero) Tbk merupakan salah satu contoh penilaian Indonesia Corporate Responsibility Index (ICORPAX) yang dilakukan oleh Badan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Presiden Basa Karya Mohamed Hangroho mengatakan keikutsertaan perusahaan dalam penilaian ICORPAX merupakan bentuk komitmen terhadap pembangunan infrastruktur Indonesia.

“Hal ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Eric Tohir untuk mendorong BUMN memberikan pengaruh terhadap pembangunan yang penting bagi bangsa dan negara,” kata Oho yang disapa Oho dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (25/9/). 2024).

Oho mengatakan, penilaian tersebut bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan sebagai pengelola dana negara (KND) yang didedikasikan untuk mendukung pembangunan sejalan dengan maksud dan tujuan pendirian BUMN. Oho menyebutkan lima kriteria penilaian ICORPAX, antara lain tanggung jawab perusahaan terhadap pembangunan nasional, tanggung jawab perusahaan terhadap keuangan publik, efektivitas kepatuhan dan operasional, efektivitas sistem manajemen, dan efektivitas pengendalian penipuan.

“Vaskita Karja berhasil mempertahankan posisi baik dalam penilaian ICORPAX selama dua tahun berturut-turut,” lanjut Oho.

Oho mengatakan, penilaian tersebut juga bertujuan untuk memperkuat penerapan tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab di setiap lini proses bisnis perusahaan. Sebagai BUMN Konstruksi Oho, Basa mempunyai peran ganda sebagai agen pembangunan dan pencipta nilai.

“Peran ini menciptakan nilai sosial yang mendorong transformasi ekonomi.” Dengan demikian, pemeringkatan dari ICORPAX ini mendorong perusahaan untuk terus menerapkan transformasi bisnis berkelanjutan.

Salah satunya sedang melalui proses restrukturisasi, kata Oho. Perlu diketahui, pada 6 September 2024, perseroan menandatangani perjanjian restrukturisasi dasar dengan 21 kreditur bank sebesar $26,3 triliun dan perubahan besar Perjanjian Kredit Penjaminan Modal Utama (KMKP) senilai $5,2 triliun 2 miliar. .

“Dengan disetujuinya restrukturisasi utang bank, situasi keuangan perseroan akan lebih stabil dan fleksibel.” Situasi ini juga meningkatkan kapasitas operasional untuk menyelesaikan proyek-proyek yang dikelola.

Oho mengatakan Basa juga memimpin dalam mengevaluasi penerapan faktor lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG). Kegiatan ini merupakan penilaian yang memberikan keyakinan terbatas kepada manajemen terhadap kualitas penerapan faktor-faktor LST di perusahaan.

“Penerapan ESG yang berkualitas dipandang meningkatkan tanggung jawab perusahaan. Hal ini merupakan bentuk dukungan terhadap inisiatif pembangunan berkelanjutan perusahaan,” kata Oho.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *