Arya: PMN Bio Farma untuk Pabrik Vaksin, Bukan Bayar Pinjol Indofarma

iaminkuwait.com, JAKARTA – Staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Mahendra Sinulingga mengatakan mayoritas penyertaan modal negara (PMN) dialokasikan untuk alokasi, termasuk PT Bio Farma (Persero). Arya mengatakan Bio Farma membutuhkan PMN untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksinnya. 

“Itu dipakai untuk membangun pabrik atau mesin baru untuk vaksin, kita punya pekerjaan WHO dan sebagainya,” kata Arya di ruang media kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis (04/07/2024).

Hal ini menampik tudingan PMN Bio Farma terhadap anak usahanya yakni PT Indofarma yang dilakukan berbagai pihak. Arya mengatakan alokasi penggunaan PMN juga dapat dilihat pada catatan permohonan penggunaan PMN. 

Jadi bukan pinjam ke Indofarma, tidak ada hubungannya, lanjut Arya. 

Arya mengatakan BUMN akan menggunakan PMN sesuai rencana yang diberikan dalam ketentuan. Arya mengatakan, proses penggunaan PMN juga akan mendapat pengawasan dari sejumlah pihak untuk memastikan berjalan sesuai tujuannya.  

“Ada pengawasan, ada BPK, ada BPKP, lengkap semuanya, terlihat semua. PMN-nya selama ini jelas digunakan untuk apa. Kalaupun diberikan ke Indofarma misalnya, pasti akan diberikan. tertulis, tapi ini tidak ada,” kata Arya. 

Arya mengatakan mayoritas PMN berencana menjalankan tugas pemerintah. “Yang pasti PMN kita biasanya disalurkan untuk alokasi. Bisa dibilang hampir 70-80 PMN kita adalah alokasi,” kata Arya.

 

Arya mencontohkan alokasi PMN yang digunakan BUMN untuk berbagai alokasi, mulai dari pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), listrik di pedesaan, hingga asuransi BUMN yang mendukung program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Karena belum ekonomis, BUMN yang mengerjakan, makanya BUMN yang ditugaskan, kata Arya. 

 

Selain alokasi, Arya mengatakan 26 persen alokasi PMN digunakan untuk pengembangan bisnis BUMN. Arya memperkirakan pengembangan usaha ini masih terikat pada alokasi pemerintah. 

 

Arya memberikan contoh PMN kepada INKA sebagai upaya pengembangan usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi. Arya mengatakan, hal ini sejalan dengan upaya pemerintah menambah jumlah kereta api untuk memenuhi peningkatan penumpang. 

 

Jadi bisa dibilang 96 persen dari Rp 40 miliar (PMN) itu untuk alokasi dan pengembangan usaha, kata Arya. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *