iaminkuwait.com, JAKARTA – Mustahil ada orang yang tidak pernah bersentuhan dengan bakteri. Namun, dengan banyaknya jenis bakteri yang terkait dengan berbagai penyakit, penting untuk memverifikasi bakteri mana yang ada.
Tampaknya bakteri tersebut tidak hanya menjadi sorotan di Bumi, tapi juga di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa bakteri di ISS telah berevolusi menjadi bakteri yang sebelumnya tidak diketahui.
Dikutip dari BGR Senin (06/05/2024) Para ilmuwan pertama kali menyoroti hal ini pada tahun 2018. Saat itu, ditemukan lima jenis bakteri di ISS yang resisten terhadap berbagai obat. Bakteri ini merupakan bakteri baru bernama Enterobacter bugandensis.
Kini, pada tahun 2024, para ilmuwan mengatakan setidaknya 13 spesies Enterobacter bugandensis telah ditemukan di ISS. Artinya bakteri asli telah berevolusi menjadi banyak jenis bakteri baru yang belum pernah ada di bumi.
Karena ISS merupakan lingkungan yang sangat terkendali, penemuan bakteri baru ini menimbulkan beberapa pertanyaan menarik mengenai upaya perjalanan luar angkasa di masa depan. Mengontrol mikroba dan bakteri yang hidup di ISS sangatlah penting.
Salah satu tujuannya adalah memastikan para astronot dalam keadaan sehat selama bertugas di ISS. Karena gravitasi mikro dan meningkatnya paparan radiasi yang disediakan oleh stasiun luar angkasa, beberapa bakteri dapat bermutasi menjadi spesies baru.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Maret 2024, para peneliti mengamati dengan cermat jenis bakteri baru yang ditemukan di ISS. Bakteri ini merupakan patogen oportunistik, artinya bakteri ini hanya akan menginfeksi manusia jika orang tersebut sedang melawan suatu penyakit atau memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Untungnya, para astronot di ISS telah melalui pengujian yang ketat sehingga penyakit ini sangat jarang terjadi. Namun, ketika astronot menghabiskan banyak waktu di luar angkasa, sistem kekebalan tubuh mereka bisa melemah, sehingga menyisakan peluang bagi bakteri untuk berkembang biak.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut percaya bahwa lingkungan khusus di ISS bisa menjadi pemicu bakteri untuk terus berubah. Mereka berharap temuan ini akan semakin menunjukkan potensi ekosistem mikroba di ISS dan membantu menemukan cara baru untuk mengurangi potensi ancaman di masa depan.