REPUBLIKA.CO. Penyaluran tahap 2 ini merupakan masa penyaluran pada bulan April, Mei, dan Juni 2024
Penyaluran bansos sembako dan PKH lainnya dilakukan di wilayah Bali melalui POS IND pada awal Mei 2024. Sebanyak 44.400 KPM ditetapkan menerima bansos sembako dan PKH di Pulau Dewata.
Arya mengatakan, “Kami menyalurkan 23 ribu atau sekitar 53 persen. Awal minggu lalu kami mendapat tugas baru. Hari ini, 2 Mei, kami memiliki jadwal distribusi di banyak tempat baik di kantor pos maupun di pedesaan.” Fabrianto, selaku Plt General Manager Kantor Pos KCU Denpasar, dalam keterangannya kepada redaksi Republica.com, Selasa (14/5).
Arya menjelaskan, pihaknya terus berupaya agar penyaluran bantuan sembako dan PKH tahap 2 dapat berakhir tepat waktu. Ia juga memastikan bantuan sampai ke tujuan dan dengan biaya yang tepat
“Tantangannya, untuk mengelola penyaluran bansos di Bali, kami informasikan kepada seluruh KPM agar bansos dapat disalurkan secara cepat dari waktu ke waktu. Saat kami menyalurkan sembako dan PKH, kami berkoordinasi dengan dinas sosial dan pemerintah daerah. Itu kami lakukan. Arya mengatakan, kita bisa menyalurkannya dengan cara yang benar dan tepat waktu.
POS IND dikenal menerapkan tiga sistem pengiriman, yaitu kantor pos, distribusi komunitas, dan pengiriman langsung ke rumah KPM (door to door) untuk orang sakit, lanjut usia, atau cacat.
Setiap KPM yang akan menyalurkan bansos harus menunjukkan tanda pengenal dengan KTP atau Kartu Keluarga (KK) pada saat menerima bansos atas namanya. Bansos sembako dan PKH hanya dapat diberikan kepada keluarga dalam KK yang sama
“Pada saat penyaluran, kami selalu menginformasikan kepada KPM mengenai proses penyaluran bantuan, seperti membawa KTP atau KK jika diwakili penerima dan membawa surat undangan/pemberitahuan dari kami,” ujarnya.
Bantuan sembako dan penyaluran PKH tahap 2 telah diterima oleh banyak KPM di Bali. Salah satunya adalah Iman Seorang pria kelas menengah tampak gembira menerima bantuan dana dari Kementerian Sosial yang disalurkan oleh POS IND. “Saya senang sekali menerima bantuan ini. Uang bantuan itu akan digunakan untuk membeli beras,” kata Iman.
Iman menambahkan, dirinya lebih memilih bantuan tunai dibandingkan bantuan beras atau kebutuhan pokok lainnya karena bisa digunakan sesuai kebutuhan keluarga. “Jika saya disuruh memilih apakah saya menerima bantuan keuangan atau sejenisnya, saya lebih memilih menerimanya secara tunai,” ujarnya.
KPMG lainnya, Putu Pastasih, tidak begitu senang. Ia senang dan bersyukur pemerintah menunjukkan kepeduliannya dengan memberikan bantuan keuangan. Phuthu berkata, “Saya sangat senang pemerintah memberikan bantuan keuangan kepada saya. Saya dapat menggunakannya untuk kebutuhan saya. Saya menerima bantuan keuangan sebesar Rp 600.000.”