Bantah Anti Pemain Keturunan, Indra Sjafri: Saya Ikut Mencari Hingga ke Belanda

iaminkuwait.com, JAKARTA – Timnas Indonesia dari berbagai usia bisa dikatakan sukses meraih prestasi internasional. Timnas U-23 menjuarai SEA Games 2021 di Kamboja, plus empat gelar Asia. Timnas senior lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 kawasan Asia dan baru saja menjuarai Piala AFC U-19 2024.

Medali emas SEA Games 2021 dan Piala AFF U-19 2024 berhasil diserahkan Indra Sjafri saat melatih tim Garuda Muda. Ini merupakan gelar keempat yang diraih pelatih asal pesisir barat daya Sumatera itu.

Dari mana pun pemainnya berasal, Indra Sjafri selalu memilih yang terbaik dan siap tampil di hari pertandingan. Tidak ada yang namanya warisan atau pemain lokal. Menurut Indra, semuanya sama saja saat mengenakan pakaian Indonesia.

Namun masih ada tudingan tidak bertanggung jawab yang menuding Indra lebih memilih memanggil pemain lokal dibandingkan pemain asal Indonesia yang berasal dari luar negeri.

Menanggapi tudingan tersebut, Indra Sjafri justru membeberkan fakta bahwa dirinya merupakan salah satu pelatih terkemuka yang mencari pemain yang berakar hingga ke Belanda. Hal itu diungkapkannya saat diwawancarai Exco PSSI Arya Sinulingga di podcast Bebaspodcast.id.

“Makanya saya kaget juga kalau dibilang menentang pemain masa depan. Orang pertama yang menginginkan pemain masa depan di Belanda adalah saya dan staf kepelatihan Shin. Saat itu sulit, maaf, tidak ada yang mau bersatu, katanya. Indra.

“Tapi kemarin waktu saya 10 hari di Belanda, mereka semua datang. Apa yang dilihat? Satu, Presiden PSSI (Erick Thohir) yang punya klub (Oxford). Lalu datanglah prestasi timnas kita yang hebat. Untuk Putaran ketiga Piala Dunia adalah ulasan “Beginilah cara kami menerima mereka”.

Sementara soal tudingan lebih memilih melepas pemain lokal, Indra pun membantahnya. Ia menjelaskan, banyak sudut pandang dan aspek yang dinilai dalam menentukan pemainnya.

Indra memberi contoh jelang babak final Piala AFL U-19. Ia menggelar pertemuan selama enam jam dengan seluruh pihak yang membantunya, mulai dari asisten pelatih, dokter tim, hingga kitman.

Indra berkata: “Psikolog berbicara, ahli gizi berbicara, asisten teknis berbicara, asisten fisik berbicara, asisten penjaga juga berbicara. Bahkan anak anjing pun memberi informasi.”

“Kalau pertandingan penting, pendapatnya harus detail sekali, ciri-ciri pemainnya, misalnya sebelum pertandingan ada perubahan kebiasaannya, kalau sakit atau grogi, kita tanya ke psikolog. Hanya dua jam sebelum jam 12.00. jam atau permainannya kita putuskan pemain mana yang akan dimainkan,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *