iaminkuwait.com, JAKARTA – Impor produk Israel ke Indonesia tampaknya meningkat tajam pada awal tahun ini, meski Indonesia kini sangat kritis terhadap kekejaman Israel di Palestina. Selain nuansa ketegangan politik, para pengamat merasa yakin bahwa dari sisi perdagangan, produk Zionis memiliki sejumlah keunggulan.
“Barang dari Israel itu ada hubungannya dengan senjata, misalnya kita sudah lama menanganinya, tapi kenapa harus beli dari sana kalau produknya berkualitas tinggi selain harga bersaing,” kata pengamat Trubus. Universitas Trisakti. Rahadiansyah saat dihubungi Republika, Senin (1/7/2024).
Trubus mengatakan produk Israel memiliki harga yang kompetitif dan produk berkualitas tinggi dibandingkan produk negara lain seperti Jepang atau Amerika Serikat. Lalu ada keunggulan lainnya: sumber daya manusia (SDM) yang baik dan teknologi yang kuat.
“Israel juga bisa menjamin pasokan dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi dolar,” ujarnya. “Orang-orang Yahudi sangat cerdas dalam memberikan informasi, mereka sangat berkomitmen,” katanya.
Saat ditanya mengenai langkah mencari produk alternatif produk Israel, Trubus lantas mengatakan hal itu tergantung daya beli negara kita. Menurutnya, selama ini Indonesia belum mampu membeli produk mahal dari Israel.
“Kalau kami malah mencarimu, harganya lebih tinggi dan kami tidak menginginkannya, kan?” Apalagi sekarang dengan depresiasi rupee, kita tidak menginginkan hal itu. Dengan kata lain, kebijakan Israel lebih konsisten sehingga tidak terjadi kebingungan, jelasnya.
Dilaporkan, impor Indonesia dari negara tersebut terus berlanjut dan bahkan meningkat tajam di tengah invasi brutal Israel ke Jalur Gaza. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilacak Republika, salah satu barang impor dari Israel berubah menjadi senjata dan amunisi.
Pada tampilan ekspor-impor; Amunisi, senjata dan barang terkait terdaftar dengan kode HS 93. Selama tahun 2023, Indonesia akan mengimpor barang tersebut senilai $14.821 dari Israel. Sedangkan selama Januari-April 2023 angkanya sebesar 6.548 dolar AS.
Organisasi kemanusiaan luar negeri telah menyerukan diakhirinya penjualan dan pembelian senjata dengan Israel setelah serangan brutal Zionis terhadap Palestina pada Oktober 2023. Namun ternyata pasca penyerangan di Indonesia, masih ada pihak yang mengimpor senjata dan amunisi dari Israel. Pada Januari hingga April 2024, angka impor meningkat menjadi 8.047 dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut bukanlah angka yang serius dalam hal impor dan ekspor. Artinya importir bisa saja alami.
Berdasarkan catatan BPS, Indonesia juga mengimpor sejumlah barang dari Israel setelah serangkaian serangan di Gaza dimulai. Yang tidak kalah pentingnya adalah mesin dan peralatan (HS 84). Nilai impor Januari-April tahun ini sebesar $24,52 juta. Angka itu sebesar $1,87 juta, naik dari periode yang sama tahun lalu.
Mesin dan elektronik (HS 85) juga meningkat dari $942 miliar pada Januari-April 2023 menjadi $1,24 juta pada Januari-April 2024. Salah satu barang yang lebih banyak diimpor Indonesia dibandingkan Israel adalah peralatan dasar logam (HS 82). Pada Januari-April 2023 angkanya sebesar 1,78 juta dolar AS, sedangkan pada Januari-April 2024 turun menjadi 1,22 juta dolar AS.
BPS mencatat peningkatan tajam impor dari negara Zionis pada tahun ini. Pada Januari-April tahun ini, terjadi peningkatan sebesar 340 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Awalnya, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Latar belakang utamanya adalah konflik kronis di Timur Tengah. Indonesia mendesak Israel untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka Meski presiden sudah berganti sejak berdirinya Indonesia, namun sikap Merah Putih tetap sama.
Hal ini bukan berarti tidak ada hubungan dagang antara kedua belah pihak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia dan Israel masih terlibat dalam kegiatan ekspor-impor.
