iaminkuwait.com, JAKARTA — Lebih dari 26 ribu kontainer disimpan di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Direktur Jenderal Pajak dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) menyatakan telah menyelesaikan tugas penanganan puluhan ribu kontainer yang hilang dan akan mengumumkannya pada minggu depan.
Itu sudah dilakukan. Minggu depan akan kami sampaikan. Tergantung kondisi apa yang dilarang dan apa yang diperbolehkan,” kata Direktur Jenderal Pertahanan dan Pajak Askolani kepada wartawan di sela-sela konferensi Penghancuran Monumen Bersejarah. serta barang-barang pemerintah dan barang pemerintah berupa produk bukan rokok dan minuman beralkohol di Markas Besar Departemen Pertahanan Jakarta Timur, Rabu (31/7/2024).
Askolani mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan beberapa kementerian/lembaga (K/L). Mereka adalah Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan surveyor.
“Kami sudah komunikasikan ke Kementerian Perindustrian,” tandasnya.
Disinggung mengenai isi ribuan kontainer yang diduga merupakan barang impor ilegal tersebut, Askolani mengatakan isi kontainer tersebut merupakan barang ilegal dan hal tersebut terkait dengan masih berlakunya Standar Nasional Indonesia ( SNI ), hingga impor. persetujuan izin (PI) dan pertimbangan teknis (Pertek).
“Kontainernya kita evaluasi sesuai kondisi. Barangnya sedang diuji oleh pemeriksa, kalau tidak ada lartas (pembatasan dan larangan) akan ditolak pemeriksa,” ujarnya.
“Maka perlu persetujuan PI dari Kementerian Perdagangan. “Kalau tidak punya izin PI, kalau tidak punya standar yang disyaratkan Kementerian Perindustrian, kita tidak bisa berangkat,” lanjutnya.
Di bawah Askolani, semuanya jelas dan bersih, dan timnya mengeluarkan barang-barang ilegal dari ribuan kontainer.
Sebelumnya diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya mengetahui rincian 26.415 kontainer yang disita di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Mengembangkan strategi pencegahan yang efektif untuk melindungi industri nasional.
Menurutnya, pemahaman terhadap informasi isi kontainer tersebut adalah hal yang paling penting, karena dari 26.415 kontainer yang dimiliki, berpeluang masuknya material industri yang mengancam internal institusi. Ia mengaku penasaran dengan isi ribuan kontainer tersebut.