Berkaca dari Kematian Selebgram Ella Nanda, Ini Risiko yang Mengancam dari Sedot Lemak

iaminkuwait.com, JAKARTA – Selebgram asal Medan, Ella Nanda Sari, meninggal dunia usai operasi sedot lemak di Klinik Kecantikan WSJ, Depok. Prosedur yang dilakukan pada 22 Juli 2024 itu berakhir tragis ketika Ella mengalami komplikasi serius yang berujung pada kematiannya.

Sedot lemak atau liposuction sangat populer di kalangan orang-orang yang ingin segera menghilangkan lemak berlebih. Namun, ahli bedah plastik yang berbasis di Los Angeles Dr Michael K Obeng telah memperingatkan bahwa sedot lemak adalah prosedur medis yang berbahaya. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan oleh dokter yang profesional dan bersertifikat.

“Orang mengira sedot lemak adalah operasi yang sangat mudah, namun itu salah satu operasi yang tidak bisa saya anggap remeh karena saya harus tahu persis di mana ujung toples (tabung hisap). “Bisa berbahaya,” ujarnya, seperti dilansir People, Selasa (30/7/2024).

Menurut Michael Obeng, risiko umum dari setiap operasi elektif dapat mencakup infeksi, kerusakan saraf, dan hematoma. Selain itu, sedot lemak juga memiliki risiko lain, seperti nyeri kronis, ketidakrataan atau benjolan, bahkan serangan jantung, yang bisa menjadi risiko pembedahan dengan anestesi umum, menurut Obeng.

Untuk lebih jelasnya, berikut kemungkinan risiko dan komplikasi sedot lemak menurut Mayo Clinic, US Academic Health Center:

1. Infeksi

Infeksi pasca operasi dapat terjadi, walaupun jarang terjadi. Jika terjadi infeksi kulit, diperlukan perawatan medis tambahan dan antibiotik, namun jika infeksinya parah, dapat mengancam nyawa.

2. Pendarahan

Ada risiko pendarahan selama dan setelah operasi. Pendarahan yang berlebihan bisa menjadi masalah serius dan memerlukan perhatian medis segera.

3. Mati rasa

Anda mungkin mengalami mati rasa sementara atau permanen di area tempat sedot lemak dilakukan. Saraf di area tersebut juga bisa teriritasi.

4. Trombosis vena dalam

Penggumpalan darah di vena dalam (trombosis vena dalam) bisa berbahaya jika bekuan darah berpindah ke organ vital seperti paru-paru, sehingga menyebabkan emboli paru.

5. Masalah ginjal dan jantung

Ketika sedot lemak dalam jumlah besar dilakukan, cairan bergeser dan berubah. Perubahan cairan selama prosedur dapat menyebabkan komplikasi jantung dan ginjal, terutama pada pasien dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.

6. Emboli lemak

Penyerapan lemak dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

7. Toksisitas lidokain

Lidokain adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit. Obat ini sering diberikan untuk menyuntikkan cairan saat sedot lemak. Meskipun lidokain umumnya aman, toksisitas lidokain terkadang dapat terjadi sehingga menyebabkan masalah serius pada jantung dan sistem saraf pusat.

Memilih klinik yang tepat untuk prosedur sedot lemak Anda sangat penting untuk mencapai hasil yang memuaskan dan meminimalkan risiko komplikasi. Calon pasien disarankan untuk memilih klinik yang memiliki sertifikat atau izin yang sah. Di Indonesia, periksa apakah dokter tersebut terdaftar di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan berspesialisasi dalam bedah plastik atau bedah kosmetik.

Menurut pakar medis di Mayo Clinic, calon pasien juga disarankan untuk memilih klinik dengan prosedur darurat yang jelas dan staf medis yang terlatih untuk menangani komplikasi yang mungkin terjadi selama atau setelah operasi. Selain itu, pastikan klinik menyediakan layanan tindak lanjut yang memadai untuk memantau pemulihan pasien setelah prosedur. Pastikan juga klinik tersebut memiliki izin operasional yang sah dari pemerintah dan otoritas kesehatan terkait.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *