iaminkuwait.com, Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen mengefektifkan pengembangan program Makmur dengan menerapkan teknologi pertanian tepat pada budidaya padi di Desa Mekarjaya, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dalam panen raya yang digenjot Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh, hasil panen petani Mekarjaya meningkat dari 10 ton per hektar menjadi 11 ton per hektar.
“Hasil panen padi di Subang sudah lebih tinggi dari rata-rata nasional. Alhamdulillah dengan teknologi padi preci, hasil panen semakin meningkat,” kata Tri Wahyudi Saleh dalam keterangannya . Di Batavia pada Selasa (22/10/2024).
Saleh menjelaskan, teknologi Padi Preci dikembangkan Pupuk Indonesia untuk melihat status unsur hara tanah dalam bentuk N, P dan K pada padi. Teknologi pigmen dapat merekomendasikan pemupukan padi secara cepat dan spesifik sesuai kebutuhan tanaman.
Dalam program Makmur, bekerja sama dengan Gabungan Petani Sumber Jaya di Desa Mekarjaya, Sawah Preci Saleh direncanakan seluas 174 hektar. Saleh menerapkan rekomendasi Beras Preci: NPK 368 kg/ha dan Urea 189 kg/ha.
Sedangkan untuk pengaplikasiannya di lapangan, petani menggunakan 200 kg NPK dan 200 kg Uria setiap 7 sampai 15 tahun HST yang diperoleh dari alokasi cadangan pupuk sesuai RDKK pada awal pemupukan. Karena adanya perbedaan kebutuhan pupuk dari hasil Preci-Rice Drone Mapping, maka disarankan untuk menambahkan 100 kg nitrat, 150 kg NPK Phonska Plus dan 50 kg Nitrokal pada pemupukan kedua sebelum tanggal 25 hingga 30. tahun HST.
“Kami bantu, kami gambarkan kesuburan tanaman. Kami lihat unsur apa saja yang hilang pada tanaman di sini agar petani tidak sembarangan menebar pupuk,” kata Saleh.
Saleh mengatakan, hal ini merupakan bagian dari edukasi bahwa jumlah benih padi yang dipupuk secara spesifik terlalu banyak untuk menghasilkan panen yang lebih baik. Menurut Saleh, Preci-Rice mendukung layanan Technical Test Vehicle (MUT) yang juga masuk dalam Program Dukungan Budaya Makmur.
“Beras Preci mencari unsur hara yang dibutuhkan tanaman sedangkan Mut mencari unsur hara di dalam tanah,” lanjut Saleh.
Saleh menambahkan, program ekosistem pertanian Makmur bersifat river-to-river, baik di dalam maupun di luar pertanian. Pupuk Indonesia bekerja dengan memberikan dukungan budaya.
Saleh mencontohkan, program Makmur yang bekerjasama dengan Bulog, ID Food, Sang Hyang Seri, Aksrindo merupakan dokumen komitmen bersama dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Subang. Saleh mengatakan, penerapan Makmur Pupuk di Indonesia sudah melampaui target nasional.
“Pada Januari hingga September 2024, luas produksi mencapai 368.324 hektar atau 136% dari target 2024 sebesar 300.000 hektar. Sedangkan jumlah petani Makmur yang membantu sebanyak 145.928 orang,” kata Saleh.
Sementara itu, Jackie Hendra, Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian, mengatakan tantangan pertanian saat ini adalah degradasi tanah dan penurunan produktivitas. Tantangan ini harus diatasi dengan solusi dan bantuan teknis.
“Strategi bertahap ini merupakan upaya nyata Pupuk Indonesia dan kontribusi nyata bagi pembangunan pertanian Indonesia,” kata Jekvy.
Jekvy menekankan pentingnya pemupukan berimbang untuk meningkatkan kualitas tanah, karena banyak daerah di Indonesia yang menggunakan terlalu banyak pupuk. Pak Jackie mencontohkan penggunaan pupuk sebanyak 800 kg per hektar, padahal kebutuhannya hanya 175 kg per hektar.
“Ada kesalahan pengumuman, terima kasih banyak teman-teman Pupuk Indonesia yang sudah menyiapkan teknologi pemupukan spesifik,” kata Jekvy.