BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun, Ini Pendorongnya

Radar Sumut, JAKARTA – Di tengah kondisi perekonomian dan geopolitik global yang penuh tantangan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) melaporkan laba bersih konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp15,98 triliun pada kuartal I-2024. Angka tersebut meningkat 2,69 persen year-on-year yakni Rp15,56 triliun dari kuartal I 2023.

Menurut Katur Budi Harto, Wakil Direktur Jenderal BRI, dengan pencapaian besar tersebut, BRI yakin bisa meraih hasil yang lebih gemilang lagi. Perseroan terus memantau perkembangan situasi perekonomian global dan pada saat yang sama lebih memperhatikan permasalahan internal.

“BRI optimis dengan kiprahnya ke depan dan lebih fokus menghadapi tantangan dalam negeri. Perseroan melihat situasi perekonomian negara saat ini cukup tangguh terhadap stabilitas perekonomian global, dan BRI siap terus mendukung program pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” kata BRI. Catur. Dalam jumpa pers online kinerja triwulan I tahun 2024, Kamis (25/4/2024).

Salah satu komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan perekonomian negara adalah dengan terus mendorong penciptaan lapangan kerja khususnya di segmen UKM dengan memberikan kredit yang berkualitas. Hingga akhir Maret 2024, BRI dilaporkan mampu menyalurkan pinjaman senilai Rp1.308,65 triliun atau tumbuh dua digit secara tahunan sebesar 10,89 persen. Dari penyaluran kredit tersebut, 83,25 persen atau Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit segmen UKM. Pertumbuhan penyaluran kredit sebesar dua digit turut mendorong pertumbuhan aset korporasi, dengan aset BRI mencapai Rp 1.989,07 triliun, naik 9,11 persen year-on-year.

“BRI meyakini peningkatan kapasitas yang terus dilakukan perusahaan di segmen UKM akan berdampak pada stabilitas perekonomian negara, karena UKM berperan dalam sekitar 97 persen penciptaan lapangan kerja di Indonesia dan berkontribusi lebih besar terhadap PDB. 61 persen,” jelas Catur.

Rinciannya, seluruh segmen pinjaman BRI tumbuh positif, segmen mikro mencapai Rp622,61 triliun, naik 10,51% dari tahun lalu, segmen konsumer tumbuh 11,62% menjadi Rp193,96 triliun, segmen kecil dan menengah 8,06%. meningkat menjadi Rp 272 triliun. dan segmen korporasi tumbuh 15,10 persen menjadi Rp 219,24 triliun pada tahun lalu.

Meski mampu mendorong pertumbuhan penyaluran kredit hingga dua digit, namun pada praktiknya perseroan masih mampu menjaga kualitas pinjaman yang disalurkan. Pada akhir triwulan I tahun 2024, rasio kredit bermasalah BRI terkendali pada kisaran 3,11 persen, sedangkan rasio pinjaman terhadap risiko (LAR) membaik dari sebesar 16,39 persen pada akhir triwulan I tahun 2024. Tahun 2023. Berdasarkan hasil triwulan I tahun 2024 sebesar 12,70 persen.

“Sebagai bank dengan portofolio terbesar di segmen UMKM, kredit bermasalah sekitar 3 persen menjadi bukti nyata BRI dapat menjaga kualitas kredit yang baik dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang baik,” tambahnya.

Dari sisi liabilitas, perseroan berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 1.416,21 triliun pada akhir Maret 2024 atau naik 12,80 persen pada akhir Maret 2024. Angkanya sebesar 7,80 persen. Peningkatan CASA ini tidak lepas dari komitmen BRI untuk mengubah komitmen dengan memperkuat basis pembiayaan, dengan fokus pada pembiayaan berbiaya rendah yang lebih stabil dan berkelanjutan dibandingkan CASA.

Di tengah ketatnya likuiditas perbankan dalam negeri akibat era suku bunga tinggi, BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada tingkat yang memadai, dimana LDR (loan to deposit ratio) bank tercatat pada akhir Maret 2024. 83,28 persen. Dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 23,97%. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai, perseroan masih memiliki potensi pertumbuhan yang baik.

Sementara itu, pendapatan non bunga/fee based income (FBI) yang tumbuh 6,92 persen year-on-year menjadi salah satu pendorong pertumbuhan pendapatan BRI. Salah satu penopang kinerja pendapatan berbasis pembayaran BRI tidak lepas dari segmen super apps BRImo, dimana BRIMo memiliki 33,5 juta pengguna pada akhir Maret 2024, atau meningkat 30,3 persen dibandingkan tahun lalu.

“Dalam tiga bulan, BRImo mampu memproses 969 juta transaksi keuangan dengan volume transaksi sebesar Rp1.251 triliun atau meningkat 41,8 persen dibandingkan tahun lalu,” kata Catur.

Kehadiran AgenBRILink juga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja berbasis pendapatan BRI. Sepanjang Januari hingga Maret 2024, agen-agen tersebut mampu mencatatkan 285 juta transaksi keuangan dengan volume transaksi Rp 370 triliun dan memberikan komisi kepada BRI sebesar 395 miliar. Hingga akhir Maret 2024, BRI sendiri akan memiliki 796.836 agen di 61.122 desa di Indonesia.

Dari sisi operasional, perusahaan dapat terus meningkatkan efisiensi operasionalnya. Hal ini tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan (CIR) yang terus membaik. CIR BRI pada akhir Maret 2024 sebesar 37,43 persen, lebih baik dibandingkan CIR akhir Maret 2023 sebesar 41,83 persen: “Hal ini menunjukkan BRI berhasil menghasilkan pendapatan dan mengelola biaya secara efektif.” dia menambahkan.

“Dengan imbal hasil yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024, BRI optimis mampu melanjutkan pertumbuhan stabil dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian perbankan dan manajemen risiko yang baik sehingga memerlukan pemantauan yang cermat terhadap dinamika kondisi perekonomian global dan geopolitik.” BRI akan lebih fokus menjawab tantangan dalam negeri dengan memberikan bantuan khususnya kepada perusahaan kecil dan menengah,” kata Catur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *