REPUBLIK.CO.
Hingga akhir Juni 2024, BRI secara konsolidasi telah menghasilkan pendapatan sebesar Rp29,9 triliun, kata Presiden BRI Sunarso pada konferensi pers Pameran Kinerja Keuangan Kuartal II BRI 2024 yang digelar secara online di Jakarta, Kamis. 25/7/2024).
Sunarso mengatakan, kinerja positif BRI Grup tidak lepas dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga yang meningkat dua kali lipat. Hingga akhir triwulan II tahun 2024, penyaluran pinjaman BRI meningkat menjadi Rp1.336,78 triliun atau 11,20 persen year-on-year.
Segmen MCO masih mendominasi alokasi kredit BRI dengan pangsa sebesar 81,96 persen dari total share kredit BRI atau sekitar Rp1.095,64 triliun, kata Sunarso.
Dengan demikian, aset BRI meningkat 9,54 persen menjadi Rp1.777,37 triliun pada akhir Juni 2024. Pengembangan pinjaman ini dilakukan dengan pengalokasian pinjaman yang selektif dan prudent untuk menjaga kualitas pinjaman yang dialokasikan.
Rasio pinjaman terhadap risiko (LAR) tercatat membaik atau menurun dari 14,94 persen pada akhir triwulan II 2023 menjadi 12 persen pada triwulan II 2024. Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) tetap sebesar 211,60 dan rasio NPL tetap di kisaran 3,05 persen.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BRI meningkat 11,61 persen menjadi Rp1.389,66 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) meningkat 7,66 persen menjadi Rp 877,90 triliun. Struktur PDB BRI didominasi oleh dana murah dengan komponen CASA menyumbang 63,17 persen terhadap total PDB BRI.
Seiring dengan pertumbuhan positif, Sunarso optimistis akan pertumbuhan pendapatan pada paruh kedua tahun 2024. Dengan Rasio Simpanan (LDR) Bank sebesar 86,59 persen dan Kecukupan Modal (CAR) sebesar 25,13 persen, kondisi likuiditas dan permodalan BRI yang memadai tidak boleh ketinggalan. .
“Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang seimbang, BRI masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih lanjut,” kata Sunarso.