iaminkuwait.com JAKARTA – Peneliti Pusat Penelitian Bahan Baku, Obat, dan Obat Tradisional (PRBBOT) Lembaga Penelitian dan Inovasi Nasional (BRIN) Suharmiati mendemonstrasikan manfaat obat tradisional Madura. Campuran tradisional ini memiliki banyak manfaat kesehatan bagi wanita.
“Ada banyak tanaman herbal Madura yang berbahan dasar tanaman obat, seperti pluntur yang digunakan pada masa nifas atau pascamenopause,” kata Suhamyati dalam keterangannya, Kamis (22/8/2024).
Selain jamu, masih banyak obat herbal Madura lainnya yang menggunakan bahan obat alami, kata Suhamyati. Misalnya tapacliman atau bahan obat alami seperti astragalus, Vallisneria atau Andrographis Paniculata, Seleguri atau Siddhartha, Jintan Hitam atau Nigella sativa, Dill atau Lengkuas.
Di Madura, kata dia, pemanfaatan jamu dikenalkan pada anak-anak dengan ramuan manisan. Bagi remaja putri misalnya, ramuan tersebut diminum secara rutin sejak pertama kali menstruasi untuk menjaga kesehatan, mengencangkan rahim, dan meredakan nyeri haid. Selain itu, body scrub juga bisa digunakan untuk perawatan kulit.
“Budaya wanita Madura dalam meminum jamu didasari oleh keyakinan bahwa lebih baik tidak minum obat daripada tidak minum. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa setelah meminum obat Madura, badan terasa sehat, kuat dan kencang,” katanya. Itu.
Lebih lanjut, Suhamyati menjelaskan, ada persiapan khusus sebelum pernikahan. Khusus bagi calon pengantin yang dimulai sebulan sebelum hari pernikahan, calon pengantin pria meminum obat khusus yang dicampur dengan telur dan madu untuk menjaga kesehatan dan kecantikannya.
Ia mengatakan, ibu-ibu Madura selama hamil menggunakan ramuan jamu seperti Andong-Anton muda, Andong-Anton tua, Puyang, merica, dan air kelapa, terutama pada usia kehamilan 7 bulan. “Saat melahirkan, mereka membuat jus kunyit, minyak kelapa di rumah dan telur untuk meningkatkan tenaga kerja serta Obat-obatan untuk memperlancar ASI dan obat nifas.
Suhamiyati mengatakan Madura merupakan obat herbal asli yang perlu dilestarikan di Indonesia. Pasalnya, racikan madura ini dibuat berdasarkan resep turun temurun dari nenek moyang dan digunakan oleh berbagai kalangan, padahal sebagian besar digunakan oleh para ibu-ibu.
Oleh karena itu, ia mendorong upaya pengembangan jamu Madura untuk pengembangan klinis melalui pengujian berkelanjutan dan standar bahan baku. Komposisi obat Madura masuk akal dan meski dosisnya masih perlu kajian lebih lanjut, namun potensinya besar untuk dikembangkan lebih lanjut, kata Suhamyati.
ន
ន