iaminkuwait.com, JAKARTA — Menteri Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, dua perusahaan besar Eropa, BASF asal Jerman dan Eramet asal Prancis, menunda rencana investasinya di proyek Sonic Bay. di Maluku Utara. Ini mengklarifikasi pernyataan bahwa kedua perusahaan menarik investasinya.
“Saya baru dapat kabarnya kemarin. Saat ini (investasinya) belum ditarik, tapi ditunda sementara,” kata Bahlil di sela-sela pelantikan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pengusaha Perhotelan ( APJI) ) periode 2024-2029 di Jakarta, Kamis (27 Juni 2024) malam.
Bahlil juga membantah adanya rumor yang menyebut BASF dan Eramet membatalkan investasi senilai US$ 2,6 miliar pada proyek pembuatan bahan baku kendaraan listrik di Teluk Veda, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Diakuinya, pihaknya saat ini sedang menjalin komunikasi dengan kedua perusahaan tersebut.
Menurut dia, kedua perusahaan tersebut tidak membatalkan, melainkan hanya menunda investasi di Indonesia akibat menurunnya pasar penjualan mobil listrik di Eropa.
Karena daya beli masyarakat terhadap EV (kendaraan listrik) di Eropa sedang menurun. Makanya pasarnya sekarang menurun karena persaingan mobil dari negara lain, kata Bahlil.
Padahal, menurut Bahlil, penurunan pasar penjualan mobil listrik tidak hanya terjadi di Eropa, tapi juga Amerika.
“Dan pasar AS juga sedang lesu saat ini.” Karena lambat, kebutuhan baterai pun berkurang,” kata Bahlil.
Ia pun memastikan hingga saat ini kedua perusahaan raksasa tersebut belum menarik rencana investasinya di Indonesia. Oh tidak (belum mencabutnya), ceritanya masih kita negosiasikan, ujarnya.
Bahlil menambahkan, investor asing lainnya tidak khawatir karena penundaan investasi kedua perusahaan tersebut.
Hanya saja penjualan mobil listrik di Eropa dan Amerika turun. (Kalau) semuanya berjalan, Korea, Jepang, China, tidak masalah, tidak masalah, kata Bahlil.