iaminkuwait.com, JAKARTA – Direktur Utama Perusahaan Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan tekadnya untuk terus memprioritaskan produksi beras dalam negeri dalam proyek impor pangan yang dikelola perusahaan pangan pemerintah. Ia mengatakan target produksi beras dalam negeri pada tahun 2024 adalah 900 ribu ton.
Impor beras dilakukan secara bertahap dengan prioritas pada irigasi gabah dan beras serta fokus pada neraca beras nasional, kata Bayu dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (7/7/2024). .
Bayu mengatakan, untuk melakukan impor beras, Perum Bulog mempertimbangkan total biaya pengurangan (denda pengangkutan dan penyesuaian) yang harus dibayarkan, yang biasanya tidak melebihi 3 persen dari harga produk impor.
“Diskon tarif, seperti halnya ongkos kirim, merupakan konsekuensi wajar dari impor,” kata Bayu.
Sementara itu, Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Sonya Mamorisk mengatakan Bulog berencana mengimpor beras dari Kementerian Perdagangan sebanyak 3,6 juta ton pada tahun 2024. Pada Januari hingga Mei 2024, jumlah produk yang akan diimpor dari luar negeri meningkat. . itu sudah selesai. mencapai 2,2 juta ton.
Bulog mengimpor barang tepat waktu berdasarkan standar beras nasional dan mengutamakan konsumsi beras dan biji-bijian dalam negeri.
Di sisi lain, Ketua Persatuan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin mengatakan perubahan iklim, berkurangnya lahan pertanian, dan berkurangnya tanaman budidaya lainnya menghambat tercapainya tujuan produksi pangan.
Oleh karena itu, diperlukan sumber pasokan lain untuk mencari solusi stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasar, kata Bustanul.
Menurut Bustanul, produksi beras per kapita di Indonesia sangat tinggi dibandingkan negara lain. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteraan masyarakat menyebabkan permintaan terhadap beras semakin meningkat.
“Untuk mengatasi kesenjangan antara pertanian dan konsumsi pangan, perlu dilakukan impor beras dari luar negeri untuk menghindari kelangkaan yang dapat menyebabkan inflasi,” kata Bustanul.
Di sisi lain, pakar pangan Indonesia Tito Pranolo mengatakan, kalau soal membobol bank, persoalan transportasi juga harus dibicarakan, yaitu bonus yang diberikan karena barang cepat sampai.
Tentu saja Perum Bulog telah bertemu dengan pejabat yang menerima pesanan impor beras dari pemerintah dan sejauh ini Perum Bulog tidak pernah membebani masyarakat karena hal itu, kata Tito.
Pengunduhan sedang berlangsung….