iaminkuwait.com, JAKARTA — Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya sebagai perpanjangan tangan pemerintah saat ini menyerap 30.000 ton gabah kering panen (GKP) per hari di tingkat petani untuk pasokan. beras lokal.
“Saat ini, dengan berbagai upaya yang kami lakukan, Bulog mampu menyerap setara GKP (gabah kering panen) sebanyak 30.000 ton setiap harinya,” kata Bayu dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (2/4/2024).
Bayu mengatakan, pihaknya memanfaatkan momentum panen padi yang terjadi di beberapa wilayah Tanah Air untuk memaksimalkan penyerapan guna menjamin ketersediaan stok beras pemerintah (CBP).
“Bulog sebagai perpanjangan tangan pemerintah bergerak cepat untuk menyerap gabah dan beras sebanyak-banyaknya. “Hal ini untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan menambah stok beras nasional yang berasal dari produksi dalam negeri,” kata Bayu.
Ia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk memaksimalkan penyerapan gabah dan beras lokal pada masa puncak panen raya ini. Baginya, pemenuhan cadangan pangan negara (SFP) melalui penyerapan gabah dan beras dari dalam negeri pada musim panen raya menjadi prioritas pemerintah saat ini.
“Secara tahunan di bulan April, konsumsi sereal/beras dalam negeri merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir, yakni mencapai 468 ribu ton setara gabah kering (DGE),” kata Bayu.
Ia mengatakan, perolehan GKP di tingkat petani saat ini mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata sebelumnya yang hanya kurang dari 20 ribu ton. Bulog berdedikasi untuk penyerapan gabah yang optimal.
“Ke depan, penyerapan akan terus kami tingkatkan secara maksimal,” tegas Bayu.
Direktur Rantai Pasokan dan Pelayanan Publik Perum Bulog Suyamto menambahkan, strategi pihaknya untuk menyerap gabah petani adalah dengan menerapkan program pengumpulan gabah di setiap wilayah surplus tenaga kerja sebagai upaya mempercepat proses penyerapan hasil produksi. .
“Selain itu, kami juga terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan kelompok tani, unit penggilingan, dan mitra pemasok. “Tentunya hal ini kami lakukan untuk mencapai hasil serapan yang maksimal pada masa panen besar yang dinamis ini,” tambah Suyamto.
Lebih lanjut, Suyamto mencontohkan, Bulog sebagai perusahaan pangan pemerintah yang bertugas melakukan penyerapan dan pengelolaan cadangan pangan nasional, berupaya aktif dengan turun langsung ke lokasi panen.
Suyamto juga menegaskan, Bulog selalu menggandeng pelaku usaha beras untuk menyerap produksi gandum dan beras lokal.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan, pihaknya selalu memantau kinerja Bulog di daerah untuk kemajuan penyerapan tanaman gandum dan padi lokal.
Arief menegaskan, penyerapan yang dilakukan Bulog saat ini merupakan upaya memenuhi cadangan pangan nasional saat ini dan masa depan.
Menurutnya, momentum panen raya ini patut dipertahankan karena semester I telah menyumbang hingga 70% dari total produksi nasional, khususnya di rice hub seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
“Hal ini juga menjadi perhatian Presiden Jokowi agar penggunaan cadangan beras negara menggunakan produksi dalam negeri dan sebisa mungkin meminimalisir impor,” jelas Arief.