iaminkuwait.com, JAKARTA – Pada akhir perdagangan Kamis (22/8/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup 65,92 poin atau 0,87 persen pada 7.488,68 poin. Nilai rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 100,5 poin menjadi Rp15.600 pada perdagangan sore Kamis 22 Agustus. 2024 ke klausul sebelumnya. Nilai rupiah tercatat Rp15.499,5 per dolar.
Perencana Keuangan Ngurah Mustakawarman mengatakan perdebatan amandemen Undang-Undang Pemilihan Ibu Kota Daerah (Pilgada) yang segera ditetapkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berdampak besar terhadap IHSG dan pergerakan rupiah di lingkungan politik. .
“Satu hal yang membuat investor menjadi yang terbaik terhadap IHSG dan rupiah adalah kondisi politik yang stabil dan kepastian hukum yang adil. Jika kondisi politik tidak menentu dan kepastian hukum tidak menentu; Investor dapat secara otomatis meninggalkan aset berisiko (seperti saham) dan memilih aset. “Yang lebih pasti ini pasti mematikan saham,” kata Ngurah yang juga salah satu pendiri. Intelligentsaham.id mengatakan Republika tiba pada Kamis (22/8/2024).
Secara makro, IHSG sudah mencapai titik tertinggi sepanjang masa (ATH), namun masih ada ruang koreksi karena telah bergerak selama tiga hari berturut-turut. Nilai tukar rupiah juga menguat dengan diluncurkannya produk SRBI dan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan September.
“Saya berharap ada kepastian hukum yang ditegakkan,” harapnya.
Ia pun membandingkan kondisi makro Indonesia pada masa reformasi 1998 dengan kondisi saat ini. Menurutnya, kedua negara memiliki kondisi politik dan ekonomi yang sangat berbeda.
“Saat itu banyak hal yang masih belum terkendali dengan baik, terutama ekonomi dan kepercayaan. Karena kemungkinan besar akan banyak. Dampaknya luas dan butuh waktu lama untuk pulih,” kata Ngurah.
Sementara itu, Analis sekaligus Direktur Pendapatan PT Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah besok akan bergerak negatif. “Untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah sedang fluktuatif. Namun ditutup melemah pada kisaran Rp15.590 hingga Rp15.650,” kata Ibrahim dalam analisis reguler hari ini.
Ibrahim menjelaskan, depresiasi rupiah saat ini terutama disebabkan oleh gejolak politik nasional. Menurut dia, penolakan DPR terhadap putusan Mahkamah Konstitusi merupakan kesalahan serius.