Camilan China Latiao Sebabkan Keracunan Murid di Sukabumi, YLKI Beri Komentar

iaminkuwait.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia diminta menindak tegas peredaran makanan ringan ilegal asal China belakangan ini. Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pemerintah harus mengusut dan memproses hukum terkait masuknya makanan ringan tersebut ke Indonesia.

“Dialah yang terlibat dalam penyediaan, peredaran, dan perdagangan produk ilegal,” kata Pengurus Harian YLKI Sudarayatmo di Jakarta akhir pekan lalu.

Sudaryatmo mengatakan, pemerintah harus menelusuri rantai pasok pangan agar kualitas hidup masyarakat tidak lagi terganggu. Apalagi jajanan ini diketahui banyak beredar di kalangan anak-anak.

Ia mencontohkan, pada kasus jajanan Pedas Latiru dan Latiao Belang, banyak siswa SDN Cidadop I, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi yang mengalami pusing, mual, dan muntah setelah mengonsumsinya. Menurut dia, situasi tersebut merupakan sebuah anomali karena Sukabumi merupakan wilayah yang tidak termasuk dalam wilayah perbatasan antar negara.

Ia mengatakan, kasus keracunan tersebut disebabkan lemahnya pengawasan dan regulasi di Indonesia sehingga menyebabkan Indonesia kebanjiran produk China dengan kualitas buruk. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah lebih aktif melakukan pengawasan, terutama lembaga terkait seperti lembaga pendidikan dan kesehatan daerah.

“Untuk jajanan sekolah, pemerintah daerah, khususnya Departemen Pendidikan dan Departemen Kesehatan, harus melakukan pemantauan berkala ke sekolah mengenai produk yang dijual,” kata Sudaryatmo.

Ia memaparkan sederet contoh kasus terkait jajanan asal Tiongkok dan patut menjadi perhatian semua pihak. Misalnya, ada laporan penggunaan bahan bakar minyak goreng dari Tiongkok.

Hal ini diketahui bisa terjadi karena truk tangki tidak dibersihkan sesuai prosedur setelah membawa bahan bakar. Produsen telah menggunakan cara ini untuk menekan biaya dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Pada tahun 2023, penyelidikan terhadap pabrik bir besar di Tsingtao menemukan bahwa produknya tidak disterilkan, dipicu oleh video yang menunjukkan seorang karyawan pabrik buang air kecil pada bahan mentah yang digunakan untuk membuat minuman beralkohol.

Sementara itu, pada tahun 2022, perusahaan raksasa pengolahan daging babi Henan Shuanghui terbukti melakukan praktik kerja yang tidak sehat seperti pengemasan daging jatuh ke lantai dan pekerjanya mengenakan seragam kotor.

“Rangkaian kasus ini mengingatkan kita pada skandal besar di Tiongkok ketika melamin ditemukan dalam susu. Enam anak meninggal dan jutaan orang keracunan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *