iaminkuwait.com, BEIJING – China mengumumkan akan “meningkatkan penerbitan utang” untuk memberikan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan mendukung pasar properti. Langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan permodalan perbankan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi yang lesu.
Dalam jumpa pers yang digelar Sabtu (10/12/2024), Menteri Keuangan Lan Puan mengatakan langkah stimulus fiskal yang lebih besar sedang dipersiapkan, meski ia tidak merinci besaran stimulusnya. “China masih memiliki banyak ruang untuk penerbitan utang,” kata Menteri Keuangan Lan Fuan dalam konferensi pers, Sabtu (12/10/2024).
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, Tiongkok, sedang menghadapi masalah deflasi akibat penurunan tajam pasar real estat dan rendahnya kepercayaan konsumen. Situasi ini menunjukkan Tiongkok terlalu bergantung pada ekspor, terutama di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.
Data ekonomi terbaru menunjukkan kinerja yang lebih buruk dari perkiraan, membuat para ekonom dan investor khawatir bahwa target pertumbuhan 5% tahun ini berada dalam bahaya. Ada juga kekhawatiran mengenai kemungkinan perlambatan yang lebih lama.
Data bulan September, yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, diperkirakan akan menunjukkan pelemahan lebih lanjut. Namun, Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Zheng Shenji yakin target pertumbuhan akan tercapai.
Langkah-langkah stimulus fiskal di Tiongkok kini menjadi fokus pasar keuangan global. Hal ini terjadi setelah pertemuan para pemimpin Partai Komunis bulan lalu menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengatasi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
Indeks saham Tiongkok (.CSI300) mencapai level tertinggi dalam dua tahun, melonjak 25% dalam beberapa hari setelah pertemuan tersebut. Namun, indeks tersebut kemudian dipangkas karena kurangnya informasi tambahan mengenai rencana belanja pemerintah.
Reuters melaporkan bulan lalu bahwa Tiongkok berencana menerbitkan obligasi khusus pemerintah senilai 2 triliun yuan (sekitar 584 triliun yuan) tahun ini sebagai bagian dari stimulus fiskal baru. Separuh dari dana tersebut akan membantu pemerintah daerah mengatasi utang, sementara separuh lainnya akan mensubsidi pembelian barang-barang rumah tangga dan tunjangan bulanan sekitar 800 yuan (Rp 230.000) per anak untuk keluarga dengan dua anak atau lebih.
Secara terpisah, Bloomberg News melaporkan bahwa Tiongkok juga mempertimbangkan untuk menyuntikkan modal triliunan yuan ke bank-bank utama milik negara untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mendukung perekonomian, terutama dengan penerbitan obligasi negara baru dari parlemen, yang diperkirakan akan diadakan dalam beberapa minggu mendatang. , yang diharapkan Tiongkok dapat mengatasi tantangan dan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.