iaminkuwait.com, JAKARTA — Gula adalah kesukaan banyak anak. Rasanya yang manis merangsang nafsu makan dan memberi energi dengan cepat. Namun, di balik manisnya gula, terdapat bahaya bagi kesehatan anak jika dikonsumsi berlebihan.
Dokter dan ahli gizi komunitas Dr. Tan Shot Yeung bercerita tentang dampak kelebihan gula pada anak, salah satunya adalah menurunkan daya tahan tubuh serta menghambat penyerapan kalsium dan protein. “Kelebihan gula pada anak menurunkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kemungkinan infeksi akibat bakteri, virus, dan jamur,” kata Dr. Tan Yen saat berbincang dengan media di Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Selain itu, kelebihan gula pada anak menyebabkan peningkatan adrenalin, kinerja buruk, kecemasan, kesulitan berkonsentrasi dan belajar. “Meningkatkan alergi, mengganggu penglihatan, merusak gigi, meredakan sakit kepala dan migrain, mempengaruhi gelombang otak delta, alfa, dan beta,” ujarnya.
Kelebihan gula juga dapat menyebabkan depresi dan perilaku antisosial, menyebabkan gangguan hormonal terutama pada masa pubertas, memperburuk epilepsi dan menimbulkan penyakit di usia dewasa. Tan Shot Yen juga meminta masyarakat untuk mengonsumsi makanan alami dibandingkan makanan olahan industri untuk mencegah kelebihan gula dalam tubuh.
“Makan dari sumber primer, beras, kacang-kacangan, jagung, sagu, sayur mayur, buah-buahan. Sebisa mungkin jangan sertakan produk pabrik seperti gula pasir, pemanis buatan,” ujarnya.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai kandungan gula tersembunyi dalam produk kemasan dan membaca label pangan. Amurwani Dwi Lestarininsih, Wakil Menteri Pendidikan dan Kesehatan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat agar masyarakat memahami risiko kesehatan dari makanan dan minuman yang banyak mengandung gula.
“Bagaimana masyarakat bisa memahami bahwa makanan dan minuman yang banyak mengandung gula membuat anak menjadi tidak sehat, berisiko tinggi, dan tidak berumur panjang,” ujarnya.