Dari PAUD Hingga Beasiswa Luar Negeri, Ikhtiar Yayasan Thohir untuk Pendidikan RI

iaminkuwait.com, JAKARTA — Ketua Yayasan Mochamad Thohir, Garibaldi Thohir atau Boy Thohir menekankan pentingnya pendidikan dalam menentukan masa depan negara. Boy mengatakan, upaya peningkatan kesehatan pekerja tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri.

Hal inilah yang menjadi landasan Boys, melalui Yayasan Mochamad Thohir dan beberapa perusahaan seperti Adaro hingga Saratoga, yang aktif memulai program pendidikan anak usia dini atau PAUD dengan beasiswa di universitas lokal. 

“Kenapa PAUD? Karena saya ingin anak-anak Indonesia sejak kecil dididik dan dididik untuk memiliki karakter yang baik. Saya benar-benar belajar bahwa manusia bisa didefinisikan dalam masa emas, jika belajar dengan cara yang benar. Mereka melakukan kesalahan dalam masa emasnya, mereka akan melakukan kesalahan dalam hidupnya, jadi kita mulai dari bawah,” kata Boy di acara penggalangan dana program tersebut. SAMBA dan TAMBA di kantor Adaro Energy Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Tak hanya itu, Boy sekaligus pendiri William & Lily Foundation, Edwin Soeryadjaya menciptakan program beasiswa Thohir Marshall MBA (TAMBA) dan Soeryadjaya Marshall MBA (SAMBA) dengan mengirimkan kandidat terpilih ke International Business Education and Research (IBEAR). Program master MBA (S2) satu tahun di University of Southern California (USC) Marshall School of Business, Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS).

Seorang anak laki-laki yang ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak terbaik di dunia untuk menimba ilmu di tempat terbaik. Boy mengatakan, program tersebut bertujuan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan di Tanah Air. “Dalam hal PAUD dan beasiswa lokal, banyak yang telah kami lakukan melalui Adaro dan Saratoga. Khususnya ini (SAMBA dan TAMBA), tujuannya untuk membangun pemimpin masa depan Indonesia,” kata Boy. 

Bocah ini percaya bahwa kualitas kepemimpinan yang berwawasan global dapat membantu Indonesia memenangkan persaingan dengan negara lain. Bocah itu mengatakan Singapura juga melakukan hal yang sama, yang secara paksa mengirimkan siswanya untuk belajar di Negeri Paman Sam.  

“Kalau soal pendidikan, dunia mengakui kehebatan Amerika dan Amerika karena sudah ratusan tahun berdiri. Saya berharap bisa membantu melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang berpengetahuan internasional,” kata Boy berulang kali. 

Bocah itu berharap, mereka yang terpilih juga bisa menjadi pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Bocah itu mengatakan, banyak juga lulusan University of Southern California Indonesia (AUUSCI) yang menggunakannya.

Boy mengatakan, persoalan ketenagakerjaan merupakan permasalahan di Indonesia. Menurut Boy, AUSCI mempunyai potensi besar dalam menekan angka pengangguran melalui berbagai usaha di masa depan.

“Di AUSCI sendiri sekitar 90 persennya adalah wirausaha. Saya berharap lulusan (bantuan) ini juga bisa menciptakan dunia usaha dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia,” kata Boy. 

Perwakilan AUSCI Ari Firmandi mengumumkan bahwa program SAMBA dan TAMBA telah mengirimkan tiga orang penerima beasiswa untuk menyelesaikan program MBA IBEAR pada Juni 2024 hingga Juni 2025. Ari, panitia sedang mengevaluasi dua calon calon peserta program MBA IBEAR pada Juni 2025-2026.

Ari mengatakan, ia harus memenuhi persyaratan berupa usia minimal 40 tahun, komitmen bekerja di Indonesia selama lima tahun setelah lulus, pengalaman profesional atau bisnis enam tahun, dan nilai TOEFL minimal 95 plus. atau IELTS minimal 7, dan memiliki nilai GMAT minimal 540 Ari mengatakan, tidak hanya dokumen saja yang cukup, namun akan ada tes tertulis dan wawancara untuk mengetahui target dan tujuan mereka yang bisa. mendapatkan beasiswa tersebut. dengan menggunakan pengetahuan mereka. di Indonesia. 

“Langkah yang akan kami lakukan adalah melihat visi dan tujuan mereka, kepemimpinan dan pengetahuan yang akan mereka miliki di Indonesia,” kata Ari.

Ari mengatakan kekuatan USC terletak pada fokus akademis utamanya pada penelitian dan bisnis. Selain itu, penerima beasiswa juga berkesempatan bekerja sama dengan perusahaan Fortune 500, seperti Microsoft dan Tesla. 

Beliau merupakan alumnus USC dan pernah magang di salah satu perusahaan pertahanan Amerika, Lockheed Martin Corporation. Ari menilai hal ini merupakan kesempatan emas karena ia juga sempat bertemu langsung dengan para pemimpin dunia. 

“Hal yang paling menarik pada semester lalu adalah setiap orang mendapat kesempatan proyek nyata di perusahaan Fortune 500. Ini merupakan kepercayaan perusahaan-perusahaan Amerika terhadap program IBEAR MBA USC,” kata Ari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *