Deflasi Lima Bulan Beruntun, Ekonom: Mirip Kondisi Krisis

iaminkuwait.com, JAKARTA – Direktur Center for Economic Reforms (CORE) Mohammad Faisal menilai deflasi yang terjadi selama lima bulan di Indonesia merupakan pertanda penting bagi pemerintah. Faisal menilai situasi ini wajar dan menjadi masalah serius dalam perekonomian.

Deflasi lima bulan menurut saya mengkhawatirkan, kata Faisal saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (3/10/2024).

Faisal menjelaskan, deflasi selama lima bulan bukanlah hal yang aneh di negara yang pertumbuhan ekonominya berkisar lima persen. Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen selalu diikuti dengan rendahnya produktivitas dan inflasi karena kemampuan mengendalikan harga.

“Pertumbuhannya bukan karena lemahnya permintaan, tapi yang terjadi saat ini bukanlah bunga yang rendah, sudah lima bulan diturunkan dan ini seperti situasi krisis,” kata Faisal.

Faisal menilai pemerintah harus lebih serius mengatasi masalah deflasi. Hal ini bertujuan untuk melindungi Indonesia dari ancaman krisis.

“Ada kemungkinan di tahun 2024 bisa kurang dari dua persen, seperti pada masa pandemi 2020-2021 yang setiap tahunnya terjadi kenaikan sebesar 1,5 persen hingga 1,8 persen,” lanjut Faisal.

Faisal mengatakan, deflasi sendiri merupakan dampak dari lemahnya tingkat permintaan dan konsumsi akibat lemahnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Bahkan, lanjut Faisal, tingkat pendapatan masyarakat lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi.

“Banyak masyarakat, termasuk masyarakat kelas menengah yang sebelum pandemi bekerja, tidak mampu bekerja, menganggur, dan ini berdampak pada tingkat lapangan kerja mereka,” lanjut Faisal.

Faisal mengatakan kelas menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Faisal mengatakan kelas menengah merupakan kontributor terpenting bagi perekonomian negara untuk mendongkrak sektor bisnis, manufaktur, dan jasa.

“Tetapi jika konsumsi kelas menengah lemah maka akan menyulitkan dunia usaha untuk bergerak dan dampaknya akan menyebar ke mana-mana, ke sektor lain,” kata Faisal.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Faisal mendesak pemerintah bertindak cepat. Faisal menekankan pentingnya kebijakan fiskal dan insentif dunia usaha yang sejati untuk mendorong konsumsi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Ada kebutuhan untuk bereaksi cepat terhadap situasi ini. Bukan hanya insentif devaluasi mata uang, tapi kebijakan penguatan sektor keuangan dan riil,” kata Faisal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *