Deteksi Tanda Parkinson dengan Konsep TRAP, Begini Cara Mengetahuinya

Radar Sumut, JAKARTA – Dokter spesialis neurologi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. dr. Mahar Mardjono, Dr. Rizka Ivanita mengatakan, konsep TRAP dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanda-tanda penyakit Parkinson, suatu penyakit neurodegeneratif.

TRAP adalah akronim dari banyak kata. “T itu tremor. Tremor itu maksudnya gerakan gemetar yang tidak bisa kita kendalikan. Nah, tremor di parkinson itu biasanya dalam keadaan diam. Jadi kalau tidak aktif, keluarkan tangan, gemetaran,” tuturnya dalam acara “Hari Kesehatan” Talk Show “Global Parkinson” disiarkan di channel YouTube RSUD Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Ia menjelaskan, tremor tidak hanya terjadi pada pasien Parkinson saja, namun gejala penyakit yang paling umum adalah tremor. Namun, menurut Rizka, tremor akibat parkinson memiliki ciri khas tersendiri.

“Biasanya kalau Parkinson umum, pertama-tama muncul di satu sisi, lalu di sisi lain,” ujarnya.

Sedangkan untuk R, menurut dokter berarti kaku atau kaku, terutama pada persendian dan otot besar. Sedangkan A adalah akinesia atau bradikinesia, yaitu gerakan seseorang lambat.

Dokter mengatakan bahwa lambatnya pergerakan ini sering kali terabaikan pada pasien parkinson, terutama pada lansia, dimana masyarakat menganggap hal tersebut merupakan hal yang normal terjadi pada lansia. Padahal, kata dia, lambatnya pergerakan lansia belum tentu selambat pergerakan penyakit parkinson sehingga perlu diteliti lebih lanjut.

“Dan yang terakhir P, ketidakstabilan postur. Artinya ada gangguan pada postur tubuh. Jadi hilang keseimbangan. Kayaknya selalu goyang, mau jalan, goyang. Gampang jatuh,” jelasnya.

Dijelaskannya, usia penderita Parkinson adalah 40-70 tahun, dan sebagian besar berusia 60 tahun, katanya, menurut statistik, penyakit tersebut bisa menyerang orang yang berusia di bawah 40 tahun.

Sebelum gejala motorik tersebut muncul, menurutnya biasanya diawali dengan gejala nonmotorik. “Sebenarnya berdasarkan penelitian, gejala non motorik ini memang muncul 6 tahun atau 8 tahun yang lalu. Mereka hanya tidak menyadarinya, tidak menyadarinya. Itu gejala awal, gejala gangguan penciuman,” ujarnya. dikatakan. .

Dijelaskannya, gangguan non motorik lainnya adalah gangguan tidur, gangguan kognitif, mood tidak stabil, sering marah dan sulit buang air besar. Menurutnya, penyakit Parkinson disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kerusakan sel otak yang memproduksi dopamin, infeksi, konsumsi makanan yang mengandung pestisida, dan obat-obatan tertentu, seperti obat penyakit mental.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *