iaminkuwait.com, JAKARTA – Perusahaan teknologi AS yang masuk daftar hitam, Huawei, berencana mengembangkan 100.000 aplikasi untuk Harmony OS dalam beberapa bulan ke depan. Langkah ini dilakukan untuk menciptakan ekosistem teknologi yang mandiri di tengah pembatasan perdagangan AS.
Raksasa teknologi ini memiliki lebih dari 15.000 perangkat yang menjalankan Harmony OS untuk memenuhi kebutuhan dasar pengguna. Namun, Ketua Huawei Xu Zhijun mengatakan ekosistemnya masih membutuhkan aplikasi yang lebih personal dan unik agar bisa bersaing secara global.
Dalam presentasinya di aplikasi perpesanan WeChat, Zhu berkata, “Berdasarkan analisis kami, 100.000 aplikasi merupakan tonggak penting dalam membentuk ekosistem Harmony untuk memenuhi kebutuhan pengguna, dan tujuan utamanya adalah menggunakannya dalam 6 hingga 12 bulan ke depan. .” , Reuters melaporkan, Selasa (26/11/2024).
Tujuan ambisius dari program ini menggarisbawahi perlunya pengembangan teknologi dalam negeri ketika Tiongkok menghadapi ketegangan dengan Amerika Serikat dalam segala hal mulai dari perdagangan hingga teknologi seiring dengan seruan Presiden terpilih Donald Trump untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap Tiongkok.
Huawei meluncurkan sistem operasinya lima tahun lalu setelah berhenti mendukung sistem operasi Android Google karena sanksi AS. Perusahaan yang berbasis di Shenzhen, yang menjual segala sesuatu mulai dari ponsel pintar hingga laptop, kemudian menciptakan sistem Harmony versi sumber terbuka.
Zhu mengatakan, akibat sanksi AS, Huawei terpaksa mempercepat pengembangan sistem operasinya. “Bahkan jika ada banyak kemajuan dalam setiap aktivitas, tidak ada gunanya jika tidak ada yang memanfaatkannya,” kata Xu.
Xu berharap para pengembang dapat bekerja keras untuk memperkaya penawaran aplikasinya. Selain itu, lembaga pemerintah, perusahaan milik negara, dan organisasi sosial didorong untuk menggunakan Harmony sebagai sistem operasi di tempat kerja mereka. Dia juga meminta pengguna untuk menanggung sikap apatis terhadap sistem.
“Semakin banyak orang menggunakannya, semakin cepat ia matang,” kata Xu.
Huawei meluncurkan Harmony pada Agustus 2019, tiga bulan setelah AS memberlakukan sanksi perdagangan karena masalah keamanan. Huawei membantah bahwa perangkatnya berisiko. “Huawei akan terus berinvestasi dalam pengembangan ekosistem Harmony dan berupaya mewujudkan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,” kata Zhu.