Dirut BRI Nilai Perbankan Perlu Bentuk Badan Ad Hoc Antisipasi Krisis

Radar Sumut, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso, mengatakan pelaku industri perbankan juga perlu membentuk unit khusus untuk menghadapi dampak krisis ekonomi global dan geopolitik. .untuk diperkirakan. Seperti gangguan pasar dalam negeri.

Sanarso di Jakarta, Kamis (25 April 20240), mengatakan, “Yang terpenting menurut saya perbankan saat ini perlu membentuk unit khusus sementara seperti banking krisis center”.

Ia mengatakan, unit khusus tersebut bertugas memberikan data kepada manajemen bank sebagai bahan analisis dalam merumuskan respons kebijakan atau melalui stress test harian.

Menurutnya, ketika terjadi krisis, stress test tidak bisa lagi dilakukan secara bulanan atau mingguan, melainkan perlu dilakukan setiap hari. Bahkan dalam kasus yang paling mendesak sekalipun, penilaian semacam itu mungkin diperlukan setiap beberapa jam.

Sanarso menilai upaya tersebut penting untuk memantau berbagai kemungkinan permasalahan di pasar, karena kondisi pasar akan sangat tidak stabil jika krisis semakin parah.

Ia mengatakan, jenis stress test tersebut terkait dengan sejauh mana perluasan penyaluran kredit, akumulasi likuiditas, dan penciptaan cadangan keuangan. Pengujian ini juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi kebijakan perusahaan dan mengukur risiko kredit bank.

“Untuk menjawab setiap tantangan, baik domestik maupun global, kekuatannya terletak pada kemampuannya dalam melakukan simulasi dan stress test. Dari hasil simulasi dan stress test tersebut,” ujarnya, “kami menentukan strategi kebijakan yang tepat untuk dilakukan.”

Kepala BRI juga mengatakan, pihaknya telah menguji berbagai tekanan untuk merespons dinamika global tahun ini.

Ia mengatakan, pada semester I-2024, perkembangan perbankan diperkirakan memiliki tingkat risiko moderat yang tinggi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihak memutuskan untuk memoderasi ekspansi kredit dengan pedoman portofolio pinjaman (LPG) yang ketat dan memperoleh dana dengan jangka waktu panjang.

“Kami juga memantau secara ketat non-performing loan (NPL), kami harus terus melakukan credit test dan stress test, dengan tetap menjaga coverage rasio pada tingkat yang tepat,” kata Sanarso.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *