iaminkuwait.com, JAKARTA — Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Farid Kurniawan mengatakan, puasa tidak selalu menurunkan gula darah jika pola hidup tidak diterapkan dengan benar.
Kita tahu puasa Ramadhan artinya gula darahnya bagus, rendah, tapi tidak selalu demikian, ujarnya dalam diskusi diabetes pasca Idul Fitri yang ditonton online di Jakarta, Sabtu (20/04/2024).
Farid menjelaskan, kadar gula darah dalam tubuh tidak hanya dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi, tapi juga cara tidur.
Menurutnya, bulan Ramadhan mempengaruhi pola tidur semua orang yang berpuasa. Namun terkadang banyak orang yang kurang memperhatikannya, salah satunya penderita diabetes sehingga gula darah penderita diabetes tetap tinggi meski sedang berpuasa.
Kondisi tersebut, menurut Farid, dapat mempengaruhi kondisi tubuh penderita diabetes pasca Ramadhan, seperti perayaan Idul Fitri dan halalbihalal yang sering menyajikan beragam makanan.
“Jika tidak dikontrol dengan baik, dapat berisiko bagi pasien diabetes karena dapat menyebabkan gula darah sangat rendah atau hipoglikemia, dan juga sangat tinggi atau hiperglikemia,” ujarnya.
Untuk mengontrol gula darah, Farid menganjurkan agar penderita diabetes menjaga mulut terhadap 3J atau jenis, jumlah dan waktu makan setelah Idul Fitri.
Ia menyarankan penderita diabetes untuk makan dengan jadwal teratur, yaitu tiga kali makan berat dan dua kali makan ringan, memberikan jumlah atau porsi makanan yang dianjurkan dokter, serta memilih jenis makanan dengan indeks glikemik rendah seperti buah-buahan dan kacang-kacangan. .
Selain itu, ia mengimbau bagi penderita diabetes untuk tidak mengonsumsi produk olahan tepung seperti roti dan mie karena memiliki indeks glikemik yang tinggi.
Farid juga mengimbau masyarakat untuk berolahraga, seperti senam aerobik tiga hingga lima kali seminggu, dengan durasi 30-45 menit per sesi, serta olahraga ringan minimal dua kali seminggu untuk menstabilkan massa otot dan gula darah.