iaminkuwait.com, JAKARTA – Menurunnya kelas menengah akan menghambat pencapaian Indonesia Emas 2045. Anggota Komisi 8 DRP R.I. Menurunnya jumlah kelas menengah tentunya akan mempengaruhi kualitas bonus statistik dan pencapaian tujuan Indonesia Emas 2045.
“Apakah hal semacam ini sudah dibahas, didiskusikan, dan direvisi? Bagaimana cara menghadapi kelas menengah dan kelompok berisiko kemiskinan? Bagaimana mereka bisa miskin, kita akan masuk ke kelas menengah dan bersyukur kita menang.’ tidak menderita lagi,” kata Hidayat.
Ia mengatakan pada tahun 2019, jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia mencapai 57,3 juta orang. Namun pada tahun 2024, jumlah ini akan turun menjadi 47,8 juta.
Sebelumnya, hingga Jumat (30/8/2024), berdasarkan data yang dihimpun BPS, jumlah kelas menengah dan kelas menengah sebanyak 66,35 persen penduduk Indonesia, dan porsi pengeluarannya mencapai 81,49 persen dari total penduduk. . Menggunakan
Namun pangsa kelas menengah terus menurun dari 57,33 juta (21,45 persen) pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada tahun 2024 menyusul pandemi COVID-19 pada tahun 2019. ,85 juta (48,20%) menjadi 137,50 juta (49,22%).
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menanggapinya dengan mengatakan, timnya memastikan akan terus dilakukan upaya untuk mendapatkan data kelas menengah yang berisiko menyusut, agar mereka bisa cepat menyalurkan bantuan untuk menjaga daya belinya.
Sejauh ini, pihaknya belum menerima informasi spesifik mengenai penurunan jumlah kelas menengah tersebut dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenekar), BPJS Ketenagakerjaan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan pengusaha Indonesia. ‘Asosiasi (Lampiran)’
Sekarang kita ingin menindaklanjutinya, agar kelompok kelas menengah lemah ini bisa kita cover agar daya belinya tetap terjaga,” kata Mensos Risma dalam rapat kerja Komisi VIII DRP RI dengan Mensos. Kompleks Parlemen, Jakarta Selasa (3/9/2024).