iaminkuwait.com, MEDAN – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan Ery Suhaymi mengatakan kebersihan dan kekuatan imunitas tubuh dapat mencegah seseorang tertular flu Singapura.
Makanya penting menjaga imunitas, higienitas, dan sanitasi, kata Ery di Medan, Sabtu (27/4/2024).
Ery melanjutkan, flu Singapura mudah menyerang semua kalangan, meski lebih sering terjadi pada anak-anak. Namun, dia mengatakan potensi penularan meningkat ketika seseorang kembali dari luar negeri.
“Selalu sama. Virus dari luar dibawa ke Indonesia,” kata Ery.
Pria yang juga menyandang gelar doktor dan doktor hukum ini menegaskan penyakit di Singapura akan sembuh.
Karena itu, Ery meminta mereka yang memiliki gejala segera berobat ke rumah sakit terdekat. “Silakan ke layanan kesehatan,” ujarnya.
Di dunia, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, penyakit di Singapura dikenal dengan penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) yang disebabkan oleh virus dari genus enterovirus, khususnya coxsackievirus dan human enterovirus 71 (HEV 71).
Penyakit ini dinamakan flu Singapura karena menyebar di Singapura sekitar tahun 2000. Flu ini sendiri ditemukan sekitar tahun 1957 di Kanada.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, gejala awal flu Singapura adalah demam dengan suhu tubuh 38-39 derajat Celcius yang terkadang disertai sakit perut dan batuk. Gejala mirip flu membuat flu ini menjadi flu di Singapura.
Kemudian, pasien sering kali mengalami sakit tenggorokan, sariawan, dan mungkin mengalami lepuh di bibir yang terlihat seperti lesi kanker. Terdapat juga nyeri pada telapak tangan dan kaki.
HFMD atau penyakit Singapura biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun. Namun, remaja dan orang dewasa juga tidak luput dari risikonya.
RS Pusat Pertamina menyatakan, belum ada pengobatan khusus untuk flu Singapura karena disebabkan oleh virus. Obat yang diberikan kepada pasien adalah untuk meringankan gejala-gejala seperti demam, nyeri dan bengkak yang dialami pasien.
Pencegahan penyakit di Singapura dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, menghindari kontak langsung dengan orang sakit, serta mengatur pola makan dan istirahat. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan menyebutkan terdapat 6.500 kasus flu Singapura pada 1 Januari hingga 8 April 2024 yang tersebar di tiga wilayah, yakni Jawa Barat (2.119 kasus), Banten (1.171 kasus), dan Yogyakarta (561 kasus).