iaminkuwait.com, JAKARTA — Industri periklanan luar ruang (MLG/OOH) di Indonesia saat ini mengalami perubahan yang dinamis, tren industri semakin kembali ke arah positif. Dengan kekuatan uniknya termasuk elemen artistik, kreatif, teknis, sosial, ekonomi, dan teknologi, MLG dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan kesadaran merek. Selain mobilitas masyarakat, beberapa faktor juga berdampak besar terhadap pertumbuhan MLG, seperti tren industri, perilaku konsumen, adaptasi teknologi, wawasan data, kreativitas dan inovasi, serta kerangka peraturan pemerintah.
Menurut Statista (terakhir diperbarui pada Maret 2024), pasar MLG Asia Tenggara diperkirakan akan menghasilkan belanja iklan sebesar $1,62 miliar pada tahun 2024. Laporan tersebut menyatakan bahwa pasar MLG di Indonesia berkembang pesat dan berkembang karena strategi digital yang inovatif. sedang mengubah lanskap industri. Peningkatan ini seiring dengan kembali normalnya aktivitas masyarakat pasca pandemi. Sementara itu, menurut laporan PWC yang diterbitkan pada Oktober 2023, komunikasi dan periklanan digital tetap menjadi sumber hiburan dan media terbesar di Indonesia.
Sejalan dengan itu, Davey McImian, CEO Alternative Media Group (AMG), menjelaskan bahwa pengiklan yang disebut multimedia mendapat manfaat lebih banyak dari MLG dibandingkan dengan media tunggal seperti media digital. Dengan demikian, kehadiran dan pertumbuhan platform digital dapat memberikan efek yang saling melengkapi dan menguatkan.
AMG sangat menyadari bahwa pertumbuhan periklanan luar ruang didorong oleh kemajuan teknologi digital, periklanan berbasis lokasi, dan integrasi media sosial. “Perencanaan omnichannel dalam kampanye yang didukung oleh inovasi teknologi merupakan strategi terbaik untuk mencapai hasil yang maksimal,” kata Davy.
Kreativitas MLG bergerak menuju peningkatan interaktivitas karena meningkatnya prevalensi perangkat digital pribadi. Tren ini akan berlanjut tahun ini, dengan banyak pengiklan bersiap untuk memanfaatkan konten yang dinamis, menarik, dan interaktif yang mendorong keterlibatan pemirsa. Melihat visi tersebut, AMG bermitra dengan TikTok sebagai platform media sosial utama sebagai langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan kampanye merek tersebut.
Mengukur efektivitas MLG/OOH
Jika sebuah kampanye meningkatkan kesadaran dan melibatkan audiens, hal tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi perubahan perilaku. Mengukur hasil kampanye MLG adalah salah satu langkah terpenting dalam perencanaan yang sukses.
Bagaimana cara mengetahui efektivitas penggunaan MLG/OOH dalam kampanye?
Direktur Pemasaran AMG Agung Prihambodo menekankan pentingnya standarisasi pengukuran kampanye MLG di Indonesia yang disepakati bersama oleh seluruh pemangku kepentingan untuk menjawab perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan kinerja kampanye MLG.
“Teknologi memberikan kontribusi paling besar terhadap pengukuran melalui tiga elemen utama pengukuran yaitu jangkauan, frekuensi dan dampak, karena dengan semakin berkembangnya tipe MLG, banyak hal yang hanya dapat dilakukan secara efektif melalui teknologi,” ujarnya.
Fabianus Bernadi, Ketua Umum Asosiasi Media Asing Indonesia (AMLI), mengatakan pihaknya saat ini sedang mengambil inisiatif untuk melakukan standarisasi pengukuran kampanye MLG di Indonesia. Konsensus pemangku kepentingan MLG diperlukan untuk memastikan pengukuran obyektif dan dapat dipahami oleh semua pihak.
Industri MLG mencakup beberapa pemangku kepentingan seperti penyelenggara MLG, pemerintah, pengiklan, pemasar, pemilik properti, dan masyarakat. Kompleksitas jaringan MLG dan interkoneksi serta kontribusi yang diberikan oleh MLG memberikan peluang untuk pengembangan. Partisipasi multipihak juga dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah, yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Biaya investasi yang dikeluarkan penyelenggara PBB dalam pembelian sarana/prasarana tersebut sangat besar. Peraturan pemerintah yang melarang pemasar memasang iklan di luar ruangan tentu akan berdampak besar terhadap biaya operasional dan semakin membahayakan lapangan kerja.
Sebagai satu-satunya industri periklanan yang dikenakan pajak reklame, asosiasi mendukung pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak reklame sepanjang diterapkan secara harmonis dan proporsional dengan mengedepankan prinsip keadilan, stabilitas industri dan lain-lain. mempengaruhi ketersediaan lapangan kerja.
Salah satu jenis dukungan pemerintah/peraturan berkaitan dengan peraturan atau kebijakan insentif peraturan yang diatur dalam peraturan baru.
Eddie Supriadhi, Kepala Subbidang Pengendalian Pajak I Badan Pajak Daerah DKI Jakarta, secara spesifik menyatakan, tarif pajak industri periklanan tidak mengalami perubahan sejak 2013, yakni 25%. Namun secara perpajakan, Nilai Sewa yang Diiklankan (NSR) akan meningkat pada tahun 2022.
Besaran kenaikan NSR bervariasi antara 20% hingga 100% tergantung jenis jaringan iklan dan berbagai variabelnya. Mengingat hal tersebut, Pemda DKI akhirnya mengeluarkan insentif untuk mengurangi beban badan usaha. Maka terbitlah Keputusan Gubernur Nomor 12 Tahun 2023 yang memberikan insentif bagi badan usaha hingga 70%.
“Dengan diberlakukannya tarif pajak dan penolakan dari berbagai pihak, diakui pemerintah akhirnya memberikan insentif untuk mendukung kemudahan berusaha dan investasi guna menciptakan iklim investasi yang kondusif,” kata Eddy.