iaminkuwait.com, JAKARTA — Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan perekonomian Indonesia mampu menunjukkan ketahanan di tengah kondisi moneter global yang ketat dan moderasi perekonomian global. harga komoditas. .
Pada triwulan I tahun 2024, perekonomian Indonesia tumbuh 5,11 persen year on year (joy). Angka tersebut naik dari 5,04 persen (kegembiraan) pada triwulan IV tahun 2023 yang merupakan angka pertumbuhan tertinggi sejak triwulan III tahun 2023.
“Pertumbuhan tersebut, di tengah ketatnya kondisi moneter global, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan moderasi harga komoditas, menegaskan ketahanan perekonomian Indonesia,” kata Teuku Riefky, Ekonom Pasar Keuangan dan Makroekonomi LPEM FEB UI di Jakarta, Selasa (21/5/2024). ). ).
Riefky mengatakan kuatnya kinerja perekonomian Indonesia didorong oleh peningkatan belanja pemerintah untuk persiapan pemilu. Kemudian belanja domestik yang lebih tinggi selama bulan Ramadhan mengimbangi dampak penurunan harga komoditas global terhadap ekspor.
Konsumsi dalam negeri meningkat menjadi 4,91 persen (joy) pada triwulan I 2024 dari 4,47 persen (joy) pada triwulan sebelumnya. Sementara belanja pemerintah meningkat 19,90 persen (yoy) pada triwulan I tahun 2024 dari 2,81 persen (yoy) pada triwulan IV tahun 2023.
Ekspor tumbuh sebesar 0,50 persen (joy) pada triwulan I tahun 2024 dibandingkan 1,64 persen (joy) pada triwulan IV tahun 2023, meskipun harga komoditas global mengalami penurunan. Impor kembali membaik, tumbuh sebesar 1,77 persen (joy) pada kuartal pertama tahun 2024 setelah mengalami kontraksi 0,15 persen (joy) pada kuartal sebelumnya, yang mencerminkan permintaan domestik yang lebih kuat.
Selain itu, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$3,56 miliar pada April 2024, mengalami kontraksi sebesar 9,60 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan turun sebesar 22,26 persen year-on-month (mtm) dari surplus Maret. 2024 menjadi 4,58 miliar dollar AS.
Pada April 2024, Indonesia mencatat surplus perdagangan selama empat tahun. Meski baru-baru ini mengalami penurunan, namun surplus perdagangan saat ini merupakan yang tertinggi sejak Maret 2023, tidak termasuk Maret 2024. Penurunan surplus perdagangan pada April 2024 terutama disebabkan oleh penurunan ekspor dan impor secara bulanan.