iaminkuwait.com, JAKARTA — CEO xAI Elon Musk berencana membangun komputer super untuk mendukung pengembangan startup kecerdasan buatan (AI) miliknya, yakni xAI. Superkomputer yang diberi nama “gigafactory of computing” ini akan didukung 100 ribu chip Nvidia.
Musk menargetkan superkomputer ini dapat beroperasi pada musim gugur 2025, demikian laporan AFP, Selasa (28/05/2024). Jika terjadi keterlambatan, Musk menyatakan dirinya sendiri yang akan bertanggung jawab.
Superkomputer Musk setidaknya akan berukuran empat kali lebih besar dari cluster GPU terbesar yang tersedia saat ini. Saat ini, salah satu cluster GPU terbesar digunakan oleh Meta untuk melatih model AI-nya.
Kepopuleran ChatGPT by OpenAI pada tahun 2022 rupanya berhasil menebar persaingan kompetitif antar perusahaan raksasa dalam pengembangan teknologi AI. Beberapa perusahaan raksasa tersebut adalah Microsoft, Google dan Meta.
Tidak hanya di kalangan perusahaan raksasa, ketatnya persaingan pengembangan teknologi AI juga terjadi di kalangan perusahaan startup. Beberapa di antaranya adalah Anthropic, Stability AI, dan kini perusahaan startup Musk yaitu xAI.
Saat ini xAI diketahui telah mengembangkan chatbot berbasis AI bernama Grok. Grok Services dapat mengakses platform media sosial Musk X.
Musk juga dikenal sebagai salah satu pendiri OpenAI pada tahun 2015. Namun Musk memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut pada tahun 2018 karena merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini muncul karena Musk merasa perusahaannya lebih fokus pada keuntungan.
Musk mengajukan gugatan terhadap perusahaan yang kini dipimpin oleh CEO Sam Altman. Melalui gugatannya ini, Musk mengklaim OpenAI melanggar misi nirlaba yang mereka sepakati di awal. Dengan cara ini, penelitian AI dapat diakses oleh siapa saja.
Di sisi lain, OpenAI juga membela diri terhadap pertanyaan yang dilontarkan Musk. OpenAI yakin tuntutan Musk didasarkan pada ketidaksukaan pribadi Musk terhadap OpenAI setelah dia keluar dari perusahaan.