Enam Perilaku yang Jadi Ciri Anak Autis

Radar Sumut, JAKARTA — Di berbagai belahan dunia, banyak anak yang terlambat terdiagnosis autisme. Biasanya, diagnosis gangguan spektrum autisme sudah bisa ditegakkan saat bayi berusia 18 bulan.

Saat menegakkan diagnosis, dokter akan memeriksa riwayat perkembangan dan perilaku anak. Saat anak mencapai usia dua tahun, dokter yang berpengalaman bisa lebih mudah menegakkan diagnosis.

Beberapa bayi menunjukkan tanda-tanda autisme sejak bulan-bulan pertama kelahirannya. Namun, perilaku autis mungkin baru terlihat pada anak-anak.

Ada juga yang tidak menunjukkan tanda-tanda sehingga baru terdiagnosis pada usia remaja atau dewasa. Dikutip dari situs Daily Mail, Rabu (3/4/2024), profesor psikologi dan pakar neurodiversity di University of Bath, Inggris, Dr. Punit Shah, memaparkan enam tanda seorang anak mungkin autis.

1. Hindari kontak mata

Tidak melakukan kontak mata saat bercakap-cakap merupakan salah satu tanda anak menderita autisme. Bagi banyak anak autis, menghindari kontak mata dapat membantu mengurangi kecemasan.

Menghindari kontak mata juga dapat membantu anak autis lebih memahami situasi sosial dengan membaca ekspresi wajah lawan bicara.

“Ini bisa membantu orang lain memproses rangsangan lain dengan lebih baik, tanpa informasi sosial kompleks yang datang dari mata dan wajah,” jelas Dr Shah, yang muncul di episode pertama serial dokumenter BBC tahun 2023, Inside Our Autistic Minds.

2. Sensitivitas sensorik

Mudah stres karena suara keras merupakan salah satu perbedaan sensorik yang sering terlihat pada anak autis. Sensitivitas sensorik ini dapat menghalangi anak untuk menyaring suara-suara yang tidak relevan, sehingga membuat mereka tidak nyaman atau terganggu.

Secara umum, anak autis memiliki kepekaan sensorik terhadap berbagai hal. Hal ini sering kali disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat diprediksi, seperti cahaya terang dan suara keras, namun juga oleh warna dan pola yang tidak biasa.

“Itu sangat tergantung pada orangnya,” kata Dr. Shah.

3. Kesulitan komunikasi

Mengulangi kata dan frasa, tidak berbicara seperti anak lain, dan tidak berbicara dengan orang lain merupakan tanda-tanda autisme. Biasanya, kemampuan berbicara anak autis agak tertunda, namun hal ini tidak selalu terjadi.

Tanda-tanda lain mungkin termasuk suara atau ucapan yang berulang (terkadang disebut echolalia), yang juga bisa menjadi ciri autisme. Penafsiran bahasa secara literal juga merupakan kesulitan komunikasi yang sering dihadapi oleh anak autis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *