Guru Besar FKUI Dorong Upaya Preventif Cegah Ablasio Retina

iaminkuwait.com, JAKARTA – Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Profesor Dr Andi Arus Victor memaparkan penelitian dalam upaya mencegah risiko ablasi retina. Ablasi adalah suatu kondisi medis yang menyebabkan kebutaan mendadak dan permanen jika tidak segera ditangani.

Profesor Andi dalam keterangannya menekankan pentingnya pencegahan sebagai langkah awal untuk menurunkan frekuensi ablasi retina yang mencapai 6,3-18,2 kasus di seluruh dunia per 100.000 penduduk per tahun.

Menurut data Poliklinik Vitreoretinal RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, setiap tahun tercatat sekitar 1.500 kasus ablasi retina di Indonesia, dan sebagian besar pasien berada pada usia subur dan berisiko mengalami kebutaan permanen.

“Ablasi retina merupakan salah satu kondisi medis yang paling berbahaya bagi penglihatan. Jika retina terlepas dari lapisan di bawahnya, pasien bisa mengalami kebutaan mendadak,” kata Profesor Andi, Minggu (29/9/2024).

Faktor risiko ablasi retina antara lain miopia, trauma pada mata, dan riwayat operasi katarak. Meski prosedur bedah seperti vitrektomi, pneumatic retinopexy, dan scleral buckling dapat mengatasi kondisi tersebut, Prof Andi menegaskan, teknologi operasi yang dibutuhkan sangat mahal dan belum tersebar luas di Indonesia.

Keterbatasan perangkat fotokontak laser, misalnya, hanya tersedia di 25 wilayah. Namun, ada solusi yang lebih efektif dan preventif.

“Pekerjaan laser pada area kerusakan retina di pinggiran retina telah terbukti mengurangi risiko ablasi retina hingga 80 persen. “Ini merupakan pilihan yang lebih ekonomis dan lebih mudah untuk melatih tenaga medis dibandingkan dengan pengobatan operatif,” jelasnya.

Ia menekankan, peran pemerintah dan tenaga medis sangat penting untuk memperkuat edukasi tentang gejala dini, serta meningkatkan akses pemeriksaan mata secara berkala.

“Investasi di bidang kesehatan mata perlu ditingkatkan, terutama dalam penyediaan peralatan laser preventif dan pelatihan staf medis. “Dengan upaya bersama, kita bisa menurunkan kasus ablasi retina dan meningkatkan kualitas penglihatan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *