iaminkuwait.com, JAKARTA – Pada Kamis (19 September 2024), Menteri Keuangan (MENKU) Pak Mulyani menghadiri rapat komprehensif terakhir pembahasan APBN 2025 dengan Badan Anggaran (Banga) DPR RI. Saat itu, Pak Mulyani menegaskan, APBN 2025 dipersiapkan secara matang di masa transisi
“Alhamdulillah, hari ini kita telah menunaikan tugas konstitusional saya sebagai Menteri Keuangan dan kita sedang menyusun APBN Tahun 2025 yang merupakan APBN transisi yang disusun oleh pemerintahan saat ini dan akan dilaksanakan oleh pemerintahan yang terpilih secara demokratis setelah pelaksanaan Pilpres 2024 .
Komunikasi dan konsultasi politik dilakukan saat penyusunan APBN 2025 agar seluruh prioritas pemerintahan baru, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat terpenuhi, kata Mulyani. Namun pada saat yang sama, kami mewaspadai berbagai risiko seperti ketegangan geopolitik dan perpecahan global yang tajam akibat perang dagang.
“Ini yang menjadi landasan kita dalam mempersiapkan APBN 2025, untuk waspada, hati-hati, optimis dan mampu beradaptasi dengan prioritas kebijakan pemerintahan terpilih,” ujarnya.
Pak Mulyani mengatakan, berbagai proyek prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran telah dilaksanakan dengan koordinasi Bangar DPRRI. Hal ini mencakup program makan bergizi gratis (MBG), pembangunan sekolah berkualitas, renovasi sekolah, pemeriksaan kesehatan gratis, serta program ketahanan pangan dan energi.
“Menjaga penerimaan negara sebesar Rp3.005,1 triliun merupakan keseimbangan antara meningkatkan kemampuan APBN dalam mendanai proyek-proyek utama dan menjaga kondisi investasi dan iklim investasi,” ujarnya.
Dijelaskannya, belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp1.160,1 triliun yang meliputi program kunci baru pemerintah, makanan bergizi gratis Rp71 triliun, renovasi sekolah Rp20 triliun, dan pembangunan perisai sekolah berkualitas Rp2 triliun. Kemudian pemeriksaan kesehatan gratis senilai Rp3,2 triliun, penyelesaian dan pengobatan tuberkulosis senilai Rp8 triliun, cadangan pangan nasional senilai Rp15 triliun, dan peningkatan kualitas rumah sakit senilai Rp1,8 triliun.
Lanjutnya, pembayaran transfer sebesar Rp919,9 triliun dilakukan ke berbagai daerah untuk menciptakan sinergi, koordinasi kebijakan pusat dan daerah, meningkatkan kualitas biaya produktif, dan meningkatkan kemampuan pemungutan pajak daerah.
“Defisit APBN tahun 2025 sebesar 2,53% PDB atau Rp 616,2 triliun merupakan tingkat yang cukup bijaksana untuk menampung berbagai proyek prioritas, namun tetap berkelanjutan dan prudent, serta pengendalian risiko masih dapat dikelola dengan lebih baik.” Investasi dan pembiayaan rupiah ini akan mendukung masing-masing BUMN dan BLU serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia, jelasnya.