iaminkuwait.com, JAKARTA — Bank DKI kembali menjalin kerja sama dengan Transjakarta dengan mengubah nama halte dari Halte Gelora Bung Karno menjadi Halte Bank DKI Senayan. Presiden dan CEO Bank DKI Agus H Widodo menjelaskan sinergi ini merupakan langkah penting dalam memperkuat kerja sama Bank DKI dan Transjakarta untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum Jakarta.
“Penamaan terminal bus Transjakarta Senayan Bank DKI ini merupakan wujud nyata dukungan Bank DKI dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kami yakin upaya ini akan mendukung peningkatan kualitas angkutan umum Jakarta,” kata Agus.
Agus mengatakan kerjasama ini akan menjadi awal dari berbagai program kemitraan dan inisiatif strategis lainnya yang akan dilaksanakan. Kedua pihak sepakat untuk memperkenalkan layanan angkutan umum dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna layanan Transjakarta.
Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza mengatakan, pemberian nama halte merupakan salah satu bentuk merek dagang. Selain memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan.
“Kolaborasi ini menjadi motor penggerak perbaikan sistem transportasi umum Jakarta dan mendukung gaya hidup masyarakat sebagai wujud representasi kota global berkelanjutan,” kata Welfizon.
Ia menambahkan, penamaan halte Bank DKI Senayan juga akan meningkatkan brand awareness perusahaan melalui kembali diperkenalkannya Jakarta Tourist Pass. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna angkutan umum serta penawaran aktivasi dan acara yang tersedia bagi pengguna Transjakarta.
Bank DKI terus mendukung digitalisasi pembayaran angkutan umum terintegrasi di Jakarta melalui pengembangan produk perbankan digital. Salah satunya adalah JakCard yang diluncurkan pada tahun 2007 dan merupakan kartu pembayaran non-tunai pertama yang diuji dan digunakan pada layanan Transjakarta Koridor 1. Kini Transjakarta, Jaklingko, Commuter Line dapat digunakan untuk transportasi terpadu di Jakarta, mulai dari MRT Jakarta hingga LRT Jakarta dan Jabodebek.
Total transaksi penggunaan JakCard di Transjakarta hingga Juni 2024 mencapai Rp3,87 miliar dengan frekuensi transaksi 980.179. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 111 persen dibandingkan total transaksi pada tahun 2023 sebesar Rp1,46 miliar dengan frekuensi 440.995 transaksi.