Harga Emas Terus Melesat, Ini Penyebabnya

Radar Sumut, JAKARTA – Institute for Economic Development and Finance (Indef) mengungkapkan eskalasi konflik Iran dan Israel berdampak pada banyak sektor. Salah satu yang terdampak adalah harga emas yang terus meningkat pasca konflik kembali terjadi.

Padahal, jika kita melihat ketiga komponennya, yaitu harga emas, kemudian harga minyak, dan juga penguatan dolar AS, sebenarnya sangat jelas bahwa perang ini sangat mungkin berlanjut, kata Asmiati, kata kontributor Indef Malik dalam diskusi online Indef, Sabtu (20/4/2024).

Secara teori, Asmiati mengatakan, kenaikan harga emas berkaitan atau sangat berkaitan dengan perang. Biasanya, katanya, dalam perang orang tidak punya uang atau uang tunai, tapi punya emas.

“Kami melihat emas berada pada gelombang ketiga, biasanya polanya bullish, tapi sangat tinggi. Hal ini tercermin dari pertumbuhan harga yang luar biasa,” kata Asmiati.

Ia menegaskan, kenaikan harga emas merupakan dampak perang. Menurut dia, dengan situasi tersebut, permintaan atau kebutuhan terhadap emas cukup besar.

Harga emas mencetak rekor baru dengan menembus level psikologis baru US$2.400 per troy ounce pada Jumat (19/04/2024). Harga emas di pasar spot naik 0,92% menjadi $2,400.13 per troy ounce, menurut Refinitiv.

Level ini merupakan rekor tertinggi yang pernah ada. Peningkatan ini juga memperpanjang tren positif emas.

Sedangkan harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) satu gram pada Jumat (19/04/2024) diperkirakan Rp 1,34 juta per gram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *