HKTI Usulkan HPP Gabah Naik

Radar Sumut, JAKARTA – Usai menetapkan Harga Pembelian Negara (SPP) tahun 2023, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (BAPANAS) berkomitmen mengubah Harga Pembelian Negara (SPP) gabah. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sangat mendukung niat BAPANAS.

“Sudah bertahun-tahun pemerintah tidak melakukan penyesuaian HE untuk gabah, alhamdulillah sudah pecah telur sejak 2023 dan setiap tahun akan dilakukan perubahan. Kami dan petani mendukungnya,” kata Subuh Prabowo, Direktur Eksekutif HKTI.

Prosedur pengaturan HPP 2024 saat ini sedang berjalan. BAPANAS mengundang dan berkonsultasi dengan seluruh pemangku kepentingan pertanian. HKTI resmi mengusulkan kenaikan menjadi HPP 6.757 untuk gabah kering panen (HCP).

“HKTI mempunyai prinsip bahwa HPP harus memberikan jaminan keuntungan sebesar 30% dan risiko sebesar 10% dari harga dasar produksi gabah per kilogram. Berdasarkan analisis biaya dasar produksi dan jaminan keuntungan dan risiko sebesar 30%, HKTI mengusulkan peningkatan HPP menjadi Rp 6.757 pada tahun 2024, ” tegas Subuh. Prabovo.

“HPP ini merupakan insentif dan upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Seharusnya petani diberikan pendapatan sehingga petani tertarik menanam padi. ​​Hal ini akan berdampak pada kesejahteraan petani dan peningkatan pasokan pangan,” jelas Subuh Prabowo.

HKTI berharap dengan adanya HPP yang baru, BULOG semakin giat dalam memperoleh dan membeli gabah pertanian. BULOG sebaiknya segera mengisi gudangnya dengan menerima gabah dari petani. Cadangan beras negara (BPRS) diisi dengan gabah petani.

Untuk lebih menjamin kepastian harga gabah, HKTI memperkenalkan konsep harga dasar dan harga gabah maksimum yang berlaku bagi semua perusahaan beras, baik pemerintah maupun swasta. Sanksi berlaku bagi pembeli di bawah harga dasar. Dipahami bahwa harga dasar harus menjamin keuntungan petani minimal 30 persen. Harga dasar ini terutama digunakan pada musim panen ketika harga gabah turun.

“Dengan konsep harga dasar dan harga maksimal memberikan kepastian harga gabah bagi petani. Misalnya disepakati harga dasar Rp 6.000, saat panen raya gabah melimpah, tidak ada Bulog dan swasta. .Petani bisa membeli gabah di bawah harga dasar, agar petani tidak merugi,” kata Subuh Prabowo.

Menurut HKTI, konsep harga minimum dan maksimum memberikan jaminan harga kepada pedagang dan konsumen beras. Harga sereal dan beras relatif stabil dan terukur. Konsep ini diterapkan pemerintah pada masa Pak Harta dan berhasil.

“Harga dasar dan harga maksimum ini adil bagi seluruh pelaku usaha beras, mulai dari petani, penggilingan, dan pedagang beras. Juga bagi konsumen. Saya kira konsep ini harus diperkenalkan. Saya berharap BAPANAS meluangkan waktu untuk meneliti dan menerapkan harga. dan konsep harga tertinggi,” pungkas Subuh Prabowo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *